,

,

Jumat, 03 Oktober 2014

Mbah Toyik Kudus & Bib Ali Mayong


Bib Ali Mayong

Kisah ini semata-mata hanya untuk menambah kecintaan dan ketaatan pada guru (Abah / maulana Habib Luthfi ibn Ali Yahya), juga berharap sesama murid Abah agar saling mengenal “Li Taa rofu” semoga semua dalam jalinan rahmat Allah SWT. Amiin.


Mbah Toyik & Bib Ali Mayong

Mbah Toyik (K.H Thoriq) kyai asal kota Kudus Jawa Tengah. Beliau kakak seperguruan al-faqir di tempat Abah, berperawakan kurus dan berkacamata. Kalau pergi ke Kudus al faqir mampir ke beliau, ramah bersahabat dan ilmu dalam namun tawadhu luar biasa, maka saya pribadi menganggap beliau sebagai guru. Apa-apa yang diajarkan abah (kala al faqir berhalangan ngaji) beliau sampaikan, dengan bahasa yg sederhana namun mengena. Adapun ikhwal kyai “khos” ini menjadi murid abah adalah dimulai dari kisah seorang mursyid tua kala itu (Habib Ali Mayong) dijuluki mayong karna berasal dari kota Mayong-Jepara.

Alkisah pada suatu hari, sang guru mengajak muridnya (kyai Thoriq) untuk diajak ke Pekalongan (pertama kali sang kyai dikenal kan Abah). Dengan menaiki becak langganan sang Habib Ali Mayong bilang, “Pak anter nggih teng Pekalongan..(antar ke Pekalongan ya Pak)”, tentu saja tukang becak terbelalak, “Ampun bib, kulo mboten sagah (saya tidak sanggup) jawab tukang becak. Habib Ali tersenyum lalu berucap, “Wis sampeyan asal nggenjot ora usah mikir, mengko nek ora kuat mandeg ke mawon (sudah tdk usah pake mikir asal kayuh aja, ntar kalau capek berhenti). Satu..dua perlahan dikayuh pedal becak, dan meluncur kea rah Demak menuju Pekalongan, kadang dihibur si tukang becak oleh Habib dng diajak ngobrol. 

Tak berapa lama, habib bilang, “Belok kanan nyebrang Pak..”. Tukang becak pun melihat kiri dan kanan kemudian menyebrang, lalu sampai di gang Habib member aba-aba untuk berhenti. “Niki pundi Bib, terose ajeng teng Pekalongan kok mandap mriki ?” (Ini daerah mana Bib,katanya mau ke Pekalongan kok turun disini ?) Tanya tukang becak. Habib menunjuk salah satu plang toko yg bertuliskan alamat dan nama jalan, “Lha iku wis tekan Pekalongan”. Dengan penasaran tukang becak membaca “Duh gusti, lha nggih pun dugi Pekalongan, kok mboten kroso kulo ?” ( Ya Tuhan, lha bener sudah sampai Pekalongan, kok tidak berasa ya ?).

“Sampeyan nunggu mriki, nggih. Ki nek arep wedangan..sambil menyerahkan uang (kamu nunggu sini ya, ini kalau mau minum teh atau nyemil). Di kediaman abah, sudah selesai masak dan bikin hidangan, rupanya abah juga merasa kalau ada salah satu guru yang akan berkunjung ke rumah beliau (Subhanallah). Ucap salam sang habib bertemu abah, pelukan dan beramah tamah. Kemudian disampaikan maksud bahwa beliau (Habib Ali) dpt petunjuk utk ajak muridnya ke tempat abah. Abah bilang “Yo wis kersane pengeran, siapa yg ditakdirkan Allah untuk mem-baiat sang murid (kyai thoriq) antum apa ana..”. Habib Ali tersenyum dan setuju. Giliran pertama habib Ali memberi award singkat, sang murid melaksanakan. Satu jam berlalu dng khusyu’ sang murid di Tanya gurunya (habib Ali) “Bagaimana kyaine ? sdh ada isyarah ?. Sang murid kyai Thoriq menggeleng, “Ngapunten bib dereng enten pitedah” (Mohon maaf bib belum dapat petunjuk). 

Kemudian Habib Ali Mayong mempersilahkan Abah (Habib Luthfi), “Tafadhol..(silahkan). Lalu abah mendekati sang murid, perlahan memberi arahan amalan pendek. Setelah mengikuti petunjuk abah sang murid pun tertidur pulas. Satu jam berikutnya terbangun sang murid dan tergopoh-gopoh menghampiri gurunya (yang sedang berdialog dng abah). “Biib..biib ngapunten (Bib..bib maaf permisi) rupanya dlm mimpi sang murid bertemu Rosulullah SAW sedang menggandeng pemuda di sebelah kanan nya. Sedang satu lagi ada habib duduk dibawah disamping kiri nabi.

“Hagag hadza..tafadhol ya habib..(ini punya mu ya habib) habib Ali Mayong berkata pada Abah dng wajah berseri. Rupanya mimpi tadi bermakna lelaki muda tadi adalah abah yg di gandeng baginda Nabi sedang yang terduduk adalah habib Ali Mayong. Lalu saat itu juga dengan disaksikan Habib Ali gurunya, sang Kyai pun di baiat oleh Habib Luthfi (abah).

Rupanya pertemuan di Pekalongan dengan abah, adalah pertanda dari Allah untuk sang kyai. Al-Habib Ali Shihab alias Habib Ali Mayong beberapa minggu kemudian berpulang ke haribaan Nya..Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Roji’un. Dan yang paling menyedihkan adalah kala abah memberi isyarah pada Kyai (dlm mimpi) utk segera menemui gurunya, namun tidak segera di penuhi. Sebab sang Kyai ragu, pertanda tersebut dari mimpinya bukan langsung di sampaikan Abah. Kyai Thoriq kaget bukan kepalang ternyata benar terjadi, namun beliau (sang guru) telah wafat. Di rumah duka tersebut beliau berjumpa dg abah yg tiba duluan. ( Salam Kangen Kyai, smoga antum selalu sehat wal afiat, doakan ana biar sampai thariqahnya seperti halnya antum Amiin .) Nah sekarang anda semua tambah saudara lagi beliau Kyai Thariq, kadang kliwonan mampir ke abah, tapi rutin nya tiap peringatan Maulid di Kanzus beliau selalu hadir. Afuan minna.

sumber:

Postingan Terkait

Widget dari [ Mukelujauh.blogspot.com ]

Ayo Perbanyak Solawat

download win hisab versi 2.96 via ziddu

SARKUB TECH MELEK IPTEK

UNIVERSITAS MENYAN INDONESIA

Santri

PISS - KTB

Total tayangan laman

4