,

,

Selasa, 07 Juli 2015

Al Biruni Pakar Batu Akik Penulis Al-Jamahir fi Ma'rifatil Al-Jawahir


Tiba-tiba terlintas ingin menulis tentang mineralogi, boomingnnya batu akik sebenarnya tidak lain jasa para pendahulu yang sudah rela menyisihkan waktunya mengukur, menganalisi dan memverifikasi berbagai jenis batu akik. Para alim dahulu banyak yang sudah mengidentifikai berbagai jenis batu akik, dari komposisi kimia, warna, kepadatan hingga tekstur sudah dikaji sangat mendalam.

Yahya bin Masawaih (w. 242 H/857 M), Ya'kub Bin Ishaq Al-Kindi (260 H/873 M), Al-Hasan bin Ahmad Al-Hamdani (334 H/947 M) Ikhwaan As-Safa,  Abu Ar-Rayhan Muhammad bin Ahmad Al-Biruni (440 H/1048 M), Ahmad Bin Yusuf At-Tifashi (w. 683 H), penulis Azhar Al-Afkar fi Jawahir Al-Ahjar, Muhammad bin Ibrahim Ibn Al-Akfani (749 H/1348 M) penulis Nukhab Al-Thakhair fi Ahwaal Al-Jawahir adalah sederet para alim yang telah menulis dan menganalisa berbagai jenis batu akik.

Kali ini kita fokus pada Al-Jamahir fi Ma'rifatil Al-Jawahir karya ilmuwan multitalenta Abu Ar-Rayhan Muhammad bin Ahmad Al-Biruni. Karyanya jadi salah satu poros penting dalam penelitian batu akik jauh sebelum juragan batu akik mengidentifikasi berbagai batu akik. Al Biruni di awal muqodimahnya mengemukakan berbagai hikmah penciptaan materi, di bagian kedua beliau menguraikan hubungan manusia dengan alam dan beberapa mineral alami yang menjadi primadona manusia seperti emas dan perak.

Baru setelah memasuki bagian ketiga Al Biruni memilah berbagai jenis batu akik berdasar asal batu akik, warna, kilap, karat, pecahan, bentuk belahan/potongan dan massa jenis dan sifat keras atau kepadatan batu akik. Untuk menguji massa jenis batu akik Al Biruni menerapkan prinsip archimedes dimana massa jenis merupakan jumlah atau kwantitas suatu zat pada suatu unit volume. Rumus ini dijelaskan dengan ρ = m / V dimana ρ = massa jenis m = massa benda V = volume benda hasilnya bisa dilihat di bawah.

hasil uji massa jenis

alat pengukur massa jenis


Jauh sebelum ilmuwan jerman Friedrich Mohs (1773-1839 M) menguji sifat keras atau kepadatan batu akik di tahun 1812 M, Al Biruni sudah mengumpulkan berbagai batu dan menguji kekerasan kadarnya masing-masing, hasilnya batu dengan kandungan aluminiun oksida, alumina atau corundum Al2O3 seperti rubi dan safir ternyata memiliki bisa tergores oleh intan. Kelak intan akan menjadi salah satu bahan mata bor dalam industri pengeboran sedangkan batu rubi dan safir menjadi primadona para pecinta batu akik.

Di akhir tulisan mulai mengklasifikasikan berbagai jenis bebatuan sesuai dengan karakter masing-masing seperti yāqūt (hyacinth, safir), yāqūt aḥmar (rubi), yāqūt aḵżar (green corundum), yāqūt jamrī (carbuncle), laʿl (spinel), bījādī (garnet), almās (diamond), sanbāḏej (emery), loʾloʾ (mutiara), zamrud (emerald), fayrūzaj (pirus), ʿaqīq (agate), jaẓʿ (onyx atau kalsedon), ballūr (rock crystal), jamast (amethyst atau kecubung), lazaward (lapis lazuli), dahanj (malasit), yašm (giok), yašb (jasper, ini masih tergolong keluarga batu kalsedon), sabaj (obsidian), bādzahr (badar), kahrobā (amber, di indonesia namanya getah katilayu), maḡnaṭīs (magnetite atau batu magnet), šaḏenj (hematite atau badar besi), zojāj (kaca), mīnā (enamel), qīsaʿ ṣīnīya (keramik). Metals (felezzāt) include zeʾbaq (mercury), emas (gold), feżża (silver atau perak), noḥās (tembaga), ḥadīd (besi), asrob (lead), and seng atau ḵār ṣīnī (zinc). Al Biruni Allah yarham


Postingan Terkait

Widget dari [ Mukelujauh.blogspot.com ]

Ayo Perbanyak Solawat

download win hisab versi 2.96 via ziddu

SARKUB TECH MELEK IPTEK

UNIVERSITAS MENYAN INDONESIA

Santri

PISS - KTB

Total tayangan laman

4