,

,

Selasa, 31 Mei 2016

Biografi KH. Muhammad Ilyas Noor Kedungparuk Purwokerto (20 Agustus 1954 - 20 Mei 2016)


Murah Senyum

KH. Muhammad Ilyas Noor lahir di Kedungparuk Purwokerto 20 Agustus 1954 M. Beliau adalah khalifah ketiga thoriqoh Naqsyabandiyah Kholidiyah setelah wafatnya kedua kakak beliau, KH. Said Ilyas Noor tanggal 3 Juli tahun 2004 dan KH. Abdul Qodir Ilyas Noor pada tanggal 19 Maret 2002, keduanya dimakamkan di belakang masjid Bahaul Haq Wadhiyauddin Kedungparuk.

Ibunya Nyai Hj. Siti Khoiriyah adalah isteri KH. Ilyas Noor sekaligus putri Nyai Hj. Siti Chasanah isteri ke tiga KH. Abdul Malik bin Muhammad Ilyas Kedungparuk. Secara genealogis dari ketiga istri Mbah Malik yakni Nyai Hj. Warsiti, Mbah Mrenek dan Nyai Hj. Siti Chasanah hanya Nyai Hj. siti Chasanah lah yang putra-putrinya melanjutkan perjuangan Mbah Malik, adapun putra Nyai Hj. Warsiti yakni Busyeiri wafat di usia 30-an sedang Mbah Mrenek tidak meninggalkan keturunan.

Menimba ilmu dari kakeknya KH. Abdul Malik bin Muhammad Ilyas berbagai disiplin ilmu baik ilmu dohir maupun batin. Kakeknya kerap kali mengajaknya silaturahim ke berbagai pesantren dan majlis taklim mengunjungi para ulama dan habaib.

Beliau juga menimba ilmu di Madrasah diniyah asuhan pamannya KH. Ahmad Ma'shum bin KH. Abdul Jamil di dekat masjid Mersi Purwokerto. Selesai mengeyam pendidikan dasar beliau melanjutkan studinya di PGAN Purwokerto kemudian merantau kuliah di IKIP Jakarta.

Tahun 1978 pada usia 23 beliau berbaiat thoriqoh Qodiriyah wan Naqsyabandiyah kepada Abah Anom di Tasikmalaya, beliau juga berbaiat kepada Abah Qodirun Yahya di Sawangan Bogor. Di usia 27 tahun bertepatan tahun 1981 beliau menikah dengan wanita berdarah betawi Hj. Aminah binti H. Abdul Karim kerabat isteri habib Husein bin Muhsin al-Attas dikaruniai lima anak satu laki dan empat perempuan.


Pasca wafat KH. Said Ilyas Noor beliau dipanggil ke Kedungparuk oleh Maulana Habib Luthfi Pekaloingan diangkat menjadi mursyid thoriqoh Naqsyabandiyah Kholidiyah tanggal 1 Rajab 1425 H atau 18 Agustus 2004.  

Karomah 

Penulis kali pertama menemui beliau tahun 2012-an saat subuh sudah diberi tahu via mimpi wajah beliau mengenakan peci putih dan saat pertama bertemu beliau di waktu solat jamaah dhuhur mengenakan peci putih persis seperti waktu bertemu dengan penulis di mimpi padahal penulis belum pernah sekalipun mengenal beliau atau bertatap muka sebelumnya.

Solawat Rahmat 

Satu hal yang juga penulis ingat adalah kala kami memohon dijadikan murid beliau. Beliau dawuh syaratnya cuma satu yakni membaca salawat rahmat "shollaallahu ala muhammad" seribu kali setiap hari dan beliau juga mewasiatkan nasihat yang sering diwasiatkan kakeknya, Mbah Malik jangan lupa untuk menjaga salat 5 waktu berjamaah, membaca solawat dan al quran setiap hari.

Hari Jumat 20 Mei 2016 kemarin tepat pada waktu subuh mursyid thoriqoh yang murah senyum itu telah wafat meninggalkan kita semua, Ya Allah kumpulkan kami bersama orang-orang solih kelak di yaumil hisab.

* Disarikan dari buku biografi Mbah Malik karya Muhdor Segaf dan pengalaman penulis kala bertemu Abah Muhammad Ilyas Noor


Postingan Terkait

Widget dari [ Mukelujauh.blogspot.com ]

1 comment

7 Juli 2016 pukul 00.33

Ijin share,mugi barokah

Posting Komentar

Ayo Perbanyak Solawat

download win hisab versi 2.96 via ziddu

SARKUB TECH MELEK IPTEK

UNIVERSITAS MENYAN INDONESIA

Santri

PISS - KTB

Total tayangan laman

4