,

,

Minggu, 04 Juli 2010

Messi Pulang Berlinang Air Mata

CAPE TOWN, Kompas.com - Lionel Messi harus pulang berlinang air mata, setelah Argentina tersingkir dari Piala Dunia 2010. Digadang-gadang bakal bersinar di event empat tahunan ini, gelandang mungil tersebut justru gagal membawa "Albiceleste" melangkah lebih jauh.

Pada babak perempat final di Stadion Cape Town, Sabtu (3/7/10), Messi tak berdaya menembus rapatnya pertahanan Jerman. Kreativitasnya tak cukup untuk meruntuhkan tembok yang dibangun pasukan Jerman. Malah mereka yang tersiksa karena digilas oleh "Der Panzer", yang tampil sangat disiplin dan rapi. Jerman membantai Argentina 4-0.

Kekalahan telak ini tentu saja sangat mengejutkan. Bagaimana tidak, Argentina begitu perkasa dan "rakus" sepanjang babak penyisihan grup hingga perdelapan final. Meskipun Messi tak mampu mencetak gol, tetapi dia memberikan kontribusi yang sangat besar bagi rekan-rekannya untuk membobol gawang lawan. Total, 10 gol berhasil dicetak Argentina dalam empat pertandingan sebelum tampil di babak delapan besar ini.

Sayang, cerita kehebatan Messi harus berakhir tragis. Saking sedih dan kecewa, Pemain Terbaik Dunia berusia 23 tahun ini pun tak mau memberikan komentar usai mereka menelan kekalahan memalukan tersebut. Hanya pelatih Diego Maradona yang ingin memberikan tanggapan dengan mengatakan Messi memainkan sebuah "Piala Dunia yang hebat" dan memberikan segalanya untuk negara.

"Melihat Messi menangis di ruang ganti, siapapun mengatakan bahwa dia tidak merasa terhormat mengenakan kostum ini (Argentina) adalah bodoh," ujar Maradona.

Sepanjang kariernya, Messi sudah menorehkan banyak prestasi membanggakan bersama klub Barcelona. Tetapi di level internasional, Messi belum pernah mempersembahkan trofi bagi Argentina. Sehingga, predikat "new Maradona" belum sempurna melekat pada dirinya karena Maradona sudah meraih semua kesuksesan, baik di klub maupun timnas.

Maradona pernah membawa Argentina juara dunia 1986, dan menjadi finalis Piala Dunia 1990. Sedangkan Messi, selalu gagal dalam dua Piala Dunia yang diikutinya. Bahkan kali ini, peraih Sepatu Emas Eropa tersebut tidak mencetak gol. Total, dia baru mengemas 13 gol dari 49 caps, dan hanya satu gol dalam sembilan penampilan di Piala Dunia.

Apakah taktik dan gaya bermain di timnas jauh berbeda dengan di klub? Melihat penampilannya bersama Barcelona, Messi sangat nyaman memerankan posisinya sebagai penggedor gawang lawan karena dia mendapat "pelayanan" bagus dari duo gelandang Spanyol, Xavi Hernandes dan Andres Iniesta. Sedangkan di timnas, Messi terpaksa bertugas sebagai penyuplai bola kepada Gonzalo Higuain dan Carlos Tevez.

Inilah perbedaan yang mencolok, sehingga Messi tak pernah bisa mengoyak jala lawan selama bermain di Afrika Selatan. Maka tak heran, ketika ruang geraknya ditutup, Argentina "mati", seperti yang terjadi saat mereka dilibas Jerman.

Pelatih Jerman Joachim Loew sudah memberikan peringatan kepada pasukannya agar mewaspadai Messi. Ternyata, instruksi itu dijalankan dengan sempurna, sehingga Messi tak bisa berkreasi untuk membongkar pertahanan "Der Panzer". Suplai bola yang tidak bagus, membuat Higuain yang beroperasi di dalam kotak penalti seperti berlari tanpa tujuan.

"Kami sudah menganalisa permainan mereka dan mengharapkan line-up ini, dan harapan bahwa Messi ditempatkan di lini tengah menjadi kenyataan," ujar Loew. "Kami membuatnya tidak berdaya, terus memberikan tekanan dan menjaganya, tanpa harus melanggarnya."

Ayo Perbanyak Solawat

download win hisab versi 2.96 via ziddu

SARKUB TECH MELEK IPTEK

UNIVERSITAS MENYAN INDONESIA

Santri

PISS - KTB

Total tayangan laman

4