,

,

Rabu, 03 Desember 2014

Hari Ini Wafat KH. DR. Abdul Muhith Abdul Fattah


Berita Duka Cita
wafat hari ini seorang ulama mutabahhir
KH. DR. Abdul Muhith Abdul Fattah


KH. Slamet Hambali, Pakar Falak Penerus KH. Zubeir Al Jelaniy


Sosio-Historis Slamet Hambali

Slamet Hambali, lahir pada tanggal 5 Agustus 1954 di sebuah desa terpencil di Kabupaten Semarang. Tepatnya di Dusun Bajangan Desa Sambirejo Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Slamet Hambali hidup dalam keluarga yang sederhana, ia tumbuh menjadi pribadi yang santun dan cerdas. Hal ini tak lepas dari peranan kedua orang tuanya KH. Hambali dan Ibu Juwairiyah, yang senantiasa memberikan perhatian dan mendidiknya sejak dini. Dari ayahandanya inilah Slamet Hambali pertama kali mengenal ilmu falak. Satu hal yang membuat ia tertarik terhadap falak adalah bahwa seorang ahli falak itu dapat mengetahui kapan daun akan jatuh dari tangkainya meskipun hingga kini tidak ditemukan rumusan yang jelas dalam ilmu falak.


Slamet Hambali terlahir sebagai anak kedua, dari lima bersaudara. Kakanya bernama H. Ma’sum yang masih tinggal menemani sang ibu di Salatiga. Adik-adiknya bernama Siti Fatihah, Siti Mas’udah dan Mahasin yang juga masih tinggal di daerah Salatiga. 

Di lingkungan masyarakat Bringin, peranan Slamet Hambali terlihat ketika menjelang awal bulan Ramadhan. Masyarakat setempat sangat mempercayakan permasalahan awal bulan kepada Slamet Hambali. Sehingga tidak pernah ada kasus “lebaran duluan” di sekitar masyarakat Bringin. 

Selain itu di beberapa masjid yang ada di sana juga menggunakan jadwal waktu salat hasil perhitungan Slamet Hambali. Kegiatan mengajar Slamet Hambali di Semarang yang semakin padat serta aktivitasnya di beberapa lembaga negara yang ia jalani menjadi alasan bagi Slamet Hambali untuk menetap di Semarang. Sehingga sejak tahun 1988 ia menetap di Semarang, tepatnya di kawasan perumahan Pasadena Krapyak Semarang Barat. Di sana ia tinggal bersama istrinya, Hj. Isti’anah dan dua putrinya Rusda Kamalia dan Jamilia Husna. 

Di lingkungan sekitar tempat tinggal, Slamet Hambali pernah dipercaya menjadi ketua RT selama 3 tahun dalam satu periode. Dan sekarang pun masih dipercaya untuk menjadi imam serta takmir masjid setempat. 3 Kegiatan sosial lain selain ia terlibat menjadi perangkat desa, ia juga menjadi panutan dalam penentuan awal bulan, khususnya awal Bulan Ramadhan dan Syawal.

Pendidikan dan Aktivitasnya

Riwayat pendidikan Slamet Hambali dimulai dari Sekolah Rakyat Sambirejo, namun hanya berhenti sampai tingkat tiga saja. Kemudian ia melanjutkan kembali ke SR Rembes dan selesai pada tahun 1966. Selanjutnya Slamet Hambali masuk pesantren di daerah Bancaan di bawah asuhan KH. Isom sekaligus melanjutkan pendidikannya di MTs NU Salatiga Pada tahun 1969 ia lulus Madrasah Tsanawiyah kemudian melanjutkan Madrasah Aliyah di tempat yang sama. Di samping mondok di pondok KH. Isom, Slamet Hambali juga mengaji dan tabarukkan dengan KH. Ah. Shodaqo’ di pondok pesantren di daerah Poncol Pulutan Salatiga. Pada saat yang bersamaan ia juga ngaji dengan KH. Zubeir Umar al-Jaelany yang pada saat itu adalah pimpinan PP. Joko Tingkir di daerah Kauman Salatiga. Setiap hari Ahad mulai jam 09.00 -12.00 Kyai Zubeir mengajar ilmu falak dengan kitabnya al-Khulashah al-Wafiyah. Slamet Hambali merupakan santri paling muda di samping Habib Thaha yaitu salah satu santri dari PP. Joko Tingkir tersebut, selain itu yang mengikuti pengajian adalah para kyai yang berumur ± 50-70 tahun.

Sahabat Karib Habib Toha

Habib Thaha adalah satu-satunya rekan Slamet Hambali yang masih muda ketika belajar ilmu Falak dengan Kyai Zubeir di PP Joko Tingkir. Ia juga merupakan lurah PP kauman pada waktu itu dan merupakan santri kepercayaan Kyai Zubeir. Slamet Hambali tergolong santri yang cerdas dalam mengikuti pengajian ilmu falak. Sehingga ia selalu menjadi rujukan pada setiap tugas yang diberikan Kyai Zubeir pada santri yang mengikuti pengajian tersebut. Dalam pandangan teman sejawatnya salah satunya adalah Habib Thaha, Slamet Hambali merupakan santri yang paling tekun. Ia tetap bersemangat belajar falak dan memecahkan algoritma yang paling sulit meskipun rekan belajarnya adalah orang yang jauh lebih tua darinya.


Pada tahun 1972 ia menyelesaikan pendidikannya di Madrasah Aliyah NU dengan prestasi yang sangat membanggakan. Kemudian atas saran dari salah satu Ustadznya yaitu Adro’i ia melanjutkan jenjang pendidikannya di IAIN Walisongo Semarang. Ketika di Semarang, ia berjumpa kembali dengan Kyai Zubeir yang merupakan dosen ilmu falak sekaligus rektor pertama IAIN Walisongo. Pengetahuan falak yang telah ia dapat di pondok pesantren memudahkannya dalam mengikuti perkuliahan ilmu falak. Suatu ketika ujian semester pada mata kuliah ilmu falak satu kelas hanya tiga orang yang lulus, yaitu Slamet Hambali dan dua orang yang duduk di sampingnya. Hal ini membuat Slamet Hambali menjadi mahasiswa yang paling pandai dalam ilmu falak. Sehingga ketika ia berada di semester tiga tepatnya pada tahun 1975 mulai mengajar ilmu falak kepada teman sekelasnya. Kegiatan ini berlanjut pada tahun berikutnya yaitu pada adik-adik juniornya. Kemudian pada tahun 1976 ia lulus sebagai Sarjana Muda Fakultas Syari’ah.

Diamanati Mengajar Ilmu Falak Oleh Sang Guru

Kecerdasan serta kepandaiannya ternyata tidak sebatas ilmu falak saja, namun juga pada pelajaran yang lain. Hal ini terlihat ketika masih menjadi mahasiswa di tingkat lima12 sekitar tahun 1977, Slamet Hambali mendapat amanat dari KH. Zubeir Umar al-Jaelany untuk menjadi asisten dosen Ilmu Falak dan Ilmu Mawaris. Amanat sang guru pun dimanfaatkan dengan baik sehingga sampai saat ini pun Slamet Hambali masih aktif mengajar di Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo. Hingga pada tahun 1979 ia menyelesaikan Program Strata 1 di IAIN Walisongo. 


Setelah menyelesaikan S1 ia tidak langsung melanjutkan S2, lantaran kesibukannya dalam mengajar ilmu falak di beberapa perguruan tinggi di Jawa Tengah. Pada saat itu selain mengajar ilmu falak di kampus Walisongo ia sempat mengajar ilmu falak di Universitas Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, Institut Islam Nahdlotul Ulama’ (INISNU) Jepara, Sekolah Tinggi Agama Islam Wali Sembilan (STAI Wali Sembilan) di Semarang, serta STAIN Surakarta (sekarang IAIN Surakarta). Namun karena pertimbangan jarak yang terlalu jauh dan jadwal yang padat maka ia sembari mengabdikan dirinya di IAIN Walisongo dengan mengajar ilmu falak serta ilmu mawaris ia melanjutkan pendidikan Magister di Pasca Sarjana IAIN Walisongo Semarang. Dan pada tanggal 27 Januari 2011 ia menyelesaikan program Magister Islamic Studies (Studi Islam) di perguruan tinggi yang sama. 


Selain menjadi dosen tetap di Fakultas Syari’ah dan Pasca Sarjana IAIN Walisongo Semarang, saat ini ia juga menjadi dosen tetap ilmu falak di Fakultas Syari’ah Universitas Sultan Agung Semarang (UNISSULA), Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Wali Sembilan Semarang dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Dharma Putra Semarang.

Aktif Di Organisasi

Slamet Hambali juga aktif di beberapa organisasi, diantaranya adalah :
  1. Wakil Katib PWNU Jawa-Tengah selama satu periode.
  2. Ketua Lajnah Falakiyah PWNU Jawa-Tengah.
  3. Wakil ketua Tanfidzyah Jawa-Tengah selama satu periode.
  4. Ketua Lajnah Falakiyah 2009 sampai sekarang.
  5. Ketua Biro Litbang 2010 sampai sekarang.
  6. Wakil Ketua Tim Hisab Rukyat dan Sertifikasi Arah Kiblat Provinsi Jawa- Tengah.
  7. Anggota Badan Hisab Rukyat Kementrian Agama RI ± telah berjalan selama 10 tahun.
  8. Anggota komisi Fatwa MUI periode kedua sejak tahun 2011 sampai sekarang.
  9. Wakil Ketua Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlotul Ulama’ 2010 sampai sekarang.
Berkat kemampuan dan pengetahuannya di bidang ilmu falak, mengantarkan Slamet Hambali masuk dalam beberapa lembaga di atas. Hal ini pula yang menjadikannya berkesempatan mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Hisab Rukyat Negara-negara MABIMS yang diadakan di Observatorium BOSSCHA ITB Lembang, pada tanggal 10 Juli -7 Agustus 2000. Dari diklat ini Slamet Hambali belajar ilmu astronomi khususnya dalam lingkup hisab dan rukyat langsung dari para ahlinya. Diantara guru Slamet Hambali yang juga menjadi narasumber dalam diklat ini adalah Prof. Thomas Djamaluddin, Dr. Moedji Raharto, Dr. Hakim al-Malasan, serta Dr. Dheni Hardiwijaya.


Menurut pengakuannya, Slamet Hambali juga belajar ilmu falak dari Drs. Mu’tasim Billah, Prof. Dr. Jhoni Dawanas, Wahyu Widiyana, Drs. Darsa seorang Kepala Planetarium Jakarta, juga Drs. Susanto meskipun hanya sebatas diskusi non formal karena ia masih terdapat kekerabatan. Selain itu Sa’adoeddin Djambek yang beberapa pemikirannya ia ikuti juga.

Karya-karya Ilmiahnya

Selama aktif di lembaga kajian Ilmu Falak ataupun aktifitasnya sebagai pengajar, Slamet Hambali juga disibukkan dengan menjadi narasumber dalam acara pelatihan falak, seminar, diklat, lokakarya dll. Khususnya saat menjelang bulan Ramadhan ia kerap disibukkan dengan adanya Lokakarnya Imsakiyah dalam membahas waktu-waktu salat selama bulan Ramadhan. Sampai saat ini setiap menjelang Ramadhan dia rutin dan menjadi narasumber tetap di Lokakarya Imsakiyah Ramadhan yang diselenggarakan oleh LPM IAIN Walisongo Semarang, STAIN Pekalongan, STAIN Salatiga, dan Kantor Wilayah Kementrian Agama.
Dari kegiatannya sebagai narasumber inilah beberapa ide cerdas ia tertuang yaitu ide-ide tentang koreksi-koreksi dalam penentuan awal waktu salat. 


Beberapa karya penanya yang berupa makalah seminar, diklat, pelatihan ataupun lokakarnya kemudian dikumpulkan menjadi sebuah buku. Diantara makalah-makalah yang telah terangkum tersebut adalah :
  1. Ilmu Falak I Penentuan Awal Waktu Salat dan Arah Kiblat Seluruh Dunia. Buku ini merupakan buku pertama Slamet Hambali, secara resmi baru diterbitkan oleh Penerbit Pasca Sarjana IAIN Walisongo pada tahun 2011. Sebelumnya buku ini telah ada sejak tahun 1998 namun belum diterbitkan dan disebarluaskan. Dalam buku ini memuat penjelasan mengenai dasar-dasar ilmu falak, penjelasan mengenai turunan rumus segitiga bola hingga diaplikasikan dalam penentuan awal waktu salat serta dalam perhitungan arah kiblat. Disamping itu juga dijelaskan mengenai peralatan yang digunakan seperti kalkulator, thoedolite, dan GPS (Global Positioning System), berikut aplikasinya dalam praktik lapangan.
  2. Almanak Sepanjang Masa Sejarah Sistem Penanggalan Masehi Hijriyah dan Jawa, Buku ini diterbitkan ole Penerbit Pasca Sarjana IAIN Walisongo Semarang pada Bulan November 2011. Di dalam buku ini Slamet Hambali lebih memfokuskan penulisan mengenai sistem penanggalan. Dalam buku ini dijelaskan mengenai macam-macam Almanak,17 Sistem Penanggalan Masehi, Hijriyah, Jawa, serta bagaimana cara mengonversikannya masing-masing.
  3. Pengantar Ilmu Falak Menyimak Proses Pembentukan Alam Semesta. Buku ini diterbitkan oleh Farabi Institute Semarang, pada tahun 2011. Buku ini lebih banyak membahas ilmu falak dilihat dari sudut pandang astronomisnya. Mulai dari perjalanan ke langit, proses terjadinya alam semesta, Bumi dan isinya juga berbicara tentang sejarah ilmu falak dilihat dari beberapa tokoh-tokoh ilmu falak yang ada. Dan di bagian akhir dalam buku ini juga dijelaskan mengenai tata koordinat langit yang tak lain adalah bekal awal dalam memahami ilmu falak dalam mengamati gejala alam yang terjadi.
  4. Tahqiq Kitab al-Futuhiya a’mal al-Hisabiyah, Buku ini merupakan hasil penelitian individual atas prakasa dari DIPA IAIN Walisongo Semarang. Buku ini diterbitkan oleh PUSLIT IAIN Walisongo Semarang pada tahun 2010 namun hanya diterbitkan dalam jumlah terbatas karena memang hanya untuk kalangan sendiri.
  5. Melacak Metode Penentuan Poso dan Riyoyo Kalangan Keraton Yogyakarta. Buku ini juga hasil dari penelitian individual yang dilakukan oleh Slamet Hambali pada tahun 2003. Sampai sekarang buku ini tidak diterbitkan secara luas untuk dipublikasikan dan hanya menjadi koleksi dari perpustakaan PUSLIT IAIN Walisongo.

Selain buku-buku di atas, karya pena Slamet Hambali yang merupakan tulisan beliau yang disampaikan dalam lokakarya, pelatihan ataupun diklat, diantaranya adalah Penetuan Awal Waktu Salat yang disampaikan pada Orientasi Hisab Rukyat KADENPAG Purwodadi pada tahun 2008, Imsakiyah Ramadhan yang disampaikan pada Lokakarya Imsakiyah Ramadhan yang diselenggarakan oleh LPM IAIN Walisongo sejak tahun 1980 hingga sekarang, Hisab Awal Waktu Salat pada Orientasi Hisab Rukyat se-Jawa Tengah pada tahun 2008, Hisab Awal Ramadhan dan Syawal 1232 H (2011 M) dengan Sistem Khulashoh al-Wafiyah yang disampaikan pada Lokakarya perhitungan Hisab Awal Bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah. Selain itu karyanya yang berbentuk tesis sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar S2 dan sekaligus menjadi karya yang paling monumental adalah penemuannya tentang Metode Penentuan Arah Kiblat dengan Segitiga Siku-siku dari Bayangan Matahari Setiap Saat.21 Sampai sekarang,
karya ini masih dalam tahap penyelesaian untuk diterbitkan. 

* dicopast dari skripsi saudara kami M. Mutmainah dengan perubahan dan penambahan di sana sini biar enak dibaca dalam versi blog. Makasih Mba Mut.

Rasydul Kiblat Global - Oleh : KH. Drs. Slamet Hambali, M.Ag. -






Sorry gambarnya agak kecil dan kurang jelas
Klik gambar supaya ukuran tampilan lebih besar
source :

Ayo Perbanyak Solawat

download win hisab versi 2.96 via ziddu

SARKUB TECH MELEK IPTEK

UNIVERSITAS MENYAN INDONESIA

Santri

PISS - KTB

Total tayangan laman

4