,

,

Selasa, 02 September 2014

Ilustrasi Masjid Nabawi di Masa Rosulullah Shollaallahu alaihi wasallam






Kanjeng Muhammad shollaallahu 'alaihi wasallam - Pics Only -









Khalid ibn Walid

Makam Khalid bin Walid di Homs, Syria

Khalid ibn Walid R.A. bertarung melawan Rasulullah S.A.W. dan sahabat-sahabatnya, dia bertanggung jawab atas terlukanya Rasulullah S.A.W. Dialah orang satu-satunya yang mengalahkan umat muslim selagi Rasulullah S.A.W. berada di antara mereka.

Tapi bukan karena inilah dia menjadi terkenal. Kita mengenalnya karena Rasulullah S.A.W. memberinya gelar yang spesial yaitu “Saifullah (Pedang Allah).”

Ketika Umar ibn Khatab R.A. adalah khalifah, dia meminta kepada Khalid “Khalid, aku ingin kau menaklukkan Romawi. Berapa banyak prajurit yang kau butuhkan?” Khalid R.A. berkata “Berikan aku 500 prajurit.” Umar bin Khatab R.A. mengingatkannya, “Ya Khalid, mereka mempunyai kira-kira 100.000 prajurit.” Khalid berkata, “Kalau begitu, berikan aku tambahan 500 prajurit lagi.” Umar memintanya untuk membawa 10.000 prajurit bersamanya, tapi Khalid tidak ingin 10.000 prajurit. Dia berkata “Orang-orang kafir itu, Allah hanya memberikan mereka potongan kecil dari dunia, tapi Allah memberikan kita akhirat. Dan Demi Allah, jika aku pergi kesana hanya dengan 10 orang beriman, maka kami akan kembali dengan kekuatan mereka dan kemenangan.”

Inilah keyakinannya. Karena para sahabat Rasulullah S.A.W., hati mereka tidak terpikat kepada dunia, dan mereka hanya memikirkan akhirat.

Allah memberikan mereka ‘Izzah, Allah memberikan mereka kekuatan. Dan kekuatan itu sudah terasa bahkan sebelum mereka bertemu dengan orang-orang kafir. Dan sekelompok kecil prajurit itu dibandingkan dengan jumlah prajurit orang-orang kafir, sudah cukup bagi Khalid R.A. Masya Allah, dia kembali dengan kemenangan.

Pada 4 tahun terakhir kehidupan Khalid ibn Walid R.A., dia diturunkan pangkatnya, tidak diperbolehkan pergi ke medan perang. Ini adalah ujian terbesar bagi Khalid ibn Walid R.A. Setelah Hira selama 6 bulan, dia diberhentikan dari medan perang. Dan Khalid R.A. menjuluki tahun itu sebagai “Tahun-tahun wanita” karena dia tidak bisa pergi berperang.

Dan riwayat menceritakan bahwa Khalid R.A. tidak membuang-buang waktunya. Pada masa itu, Khalid ibn Walid membaca Al-Qur’an. Dia berkata “Jihad telah menghentikanku dari belajar Al-Qur’an.” Sekarang dia bertekad mempelajarinya. Dia membaca Al-Qur’an dari fajr hingga dzuhur, dan terus-menerus menangis karena takut kepada Allah.

Dan setelah 4 tahun menjelang wafatnya Khalid R.A. Subhanallah, dapatkah kau bayangkan bahwa dia orang yang berperang dalam banyak pertempuran, menghancurkan negara-negara perkasa, tapi dia wafat di tempat tidurnya?  Khalid R.A. berkata “Kau tahu, ketika Umar R.A. menurunkan jabatanku, aku merasa kecewa, tapi sekarang aku sadar, bahwa apa yang Umar lakukan adalah tindakan yang tepat, karena Umar R.A. hanya menginginkan yang khair (baik) bagi orang-orang beriman. Dan aku tidak merasa kecewa kepada Umar R.A."

Dan dia sudah dekat dengan kematiannya, dan riwayat menceritakan bahwa ketika orang-orang menjenguknya, dia akan menunjukkan tangannya, dan tidak ada sejengkal jarak pun di tangannya, kecuali ada bekas luka di tangannya. Dia menunjukkan tangan kanannya, tangan kirinya, dadanya, dan kakinya.

Dia berkata “Lihatlah aku, aku bertempur dalam ratusan peperangan, banyak pertempuran, tapi aku sekarat di tempat tidurku?” Seseorang berkata kepada Khalid R.A. “Wahai Khalid, tidakkah kau mengerti, ketika Rasulullah S.A.W. menjulukimu sebagai ‘pedangnya Allah’, maka tidak mungkin kau gugur dalam pertempuran, karena jika kau gugur dalam pertempuran, berarti pedangnya Allah telah berhasil dipatahkan orang-orang kafir, sedangkan pedangnya Allah tidak akan bisa terpatahkan.”

Dan Khalid R.A., bertolak belakang dengan keinginannya, dia meninggal di tempat tidurnya. Tapi ketahuilah, dalam pertempuran Mu’tah, Khalid R.A. mematahkan sembilan pedang. Kenapa? Karena itu semua adalah pedangnya Khalid R.A., sedangkan Khalid sendiri adalah pedangnya Allah, jadi dia tak pernah bisa dipatahkan. Dan dia adalah orang yang menaklukkan dua bangsa adikuasa, namun meninggal di tempat tidurnya.

Kenyataannya adalah, kenapa dia tidak mati syahid? Bukankah Rasulullah S.A.W. bersabda tentang orang yang mati syahid? Bahwa jenazah orang yang mati syahid tidak dimandikan, karena darahnya akan bersaksi dan bersyahadat di hari kiamat. Pakaiannya tidak diganti, karena pakaiannya akan bersaksi untuknya di hari kiamat. Jenazah orang yang mati syahid tidak dishalati menurut para fuqaha. Kenapa? Karena Allah berfirman di dalam Al-Qur’an:

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. (Q.S. Ali Imran:169)

Kenyataannya adalah, kemungkinan pakaiannya Khalid R.A. tidak akan bersaksi terhadap syahadat-nya, darahnya kemungkinan tidak akan bersaksi terhadap syahadatnya, tapi Demi Allah, setiap orang yang mati syahid dari umat ini akan bersaksi untuk Khalid ibn Walid R.A., karena tidak ada seorang syahid dari umat ini yang tidak terinspirasi oleh Khalid ibn Walid R.A.

Dan riwayatnya menyebutkan bahwa dia mewariskan seekor kuda dan pedang, dan dia mengirimkannya kepada Umar ibn Khatab R.A. Dan ketika Umar R.A. melihatnya, dia mulai menangis. Dia berkata “Abu Bakar R.A. jauh lebih mengenal seseorang dibandingkan diriku.” Dia menyadari keutamaan Khalid ibn Walid R.A.

Dapatkah orang lain menunggangi kudanya Khalid? Tidak! Karena orang lain tidak akan bisa memenuhi hak kuda itu. Dapatkah orang lain memakai pedangnya Khalid? Tidak! Karena orang lain tidak akan bisa memenuhi hak pedang itu. Karena Khalid R.A. berada pada level yang berbeda.

Dan riwayatnya menyebutkan, bahwa ketika Khalid R.A. meninggal dunia, para wanita dari Bani Makhzum keluar dan menangis, sedangkan Umar mempunyai aturan yang ketat bahwa para wanita tidak boleh keluar dan menangis. Bahkan ketika Abu Bakar R.A. meninggal dunia, para wanita berkumpul di rumah Aisyah R.A., mereka menangis, dan Umar mengusir mereka.

Tapi ketika Khalid ibn Walid R.A. wafat, seseorang datang kepada Umar R.A. dan dia berkata “Wahai Umar, para wanita dari Bani Makhzum menangisi Khalid ibn Walid R.A.”, dan Umar R.A. berkata “Semoga ibumu kehilangan dirimu, karena untuk orang seperti Khalid ibn Walid R.A., orang-orang yang menangis, haruslah menangis.”

Kemudian Umar R.A. mendengar ibunya Khalid R.A. membaca sebuah puisi. Ibunya Khalid R.A. berpuisi “Kau lebih baik daripada jutaan orang. Ketika musuh-musuhmu terjatuh di hadapanmu, kau lebih berani daripada seekor singa dan seekor macan. Kau lebih dermawan daripada banjir yang mengalir menuruni gunung.” Dan Umar R.A. berkata “Ibunya Khalid ibn Walid R.A. telah berbicara benar.”

Aku bersumpah, Demi Allah, jika Khalid lebih baik dari jutaan orang di masanya, maka dia lebih baik daripada milyaran orang di masa sekarang. Dan faktanya adalah, tidak akan ada orang lagi yang bisa menyamai Khalid. Demi Allah, jika kau melihat Khalid R.A., dia adalah perpaduan Frederick The Great, Genghis Khan, Napoleon, Temur, semuanya dalam satu! Dia lebih baik daripada mereka semua jika disatukan! Dan tidak akan ada Khalid ibn Walid R.A. yang lainnya. Seperti yang dikatakan Abu Bakar R.A., dan dia bersaksi atas Khalid ibn Walid R.A., dia berkata “Para wanita tidak akan melahirkan orang seperti Khalid ibn Walid R.A. lagi.”

Semoga Allah mengangkat derajat Khalid ibn Walid R.A. Semoga Allah S.W.T. mempertemukan kita dengan orang-orang seperti Khalid ibn Walid R.A. dan para sahabat R.A. di hari kiamat! Aamiin.

Sumber:


Para Waliyullah Penyebar Ajaran Baginda Nabi Shollallahu Alaihi Wassalam Part 5 (Pics Only)

Al Imam Abdussalam bin Masyisy QS
guru Imam Asy Syadzili
Makam Imam Abul Hasan Asy Syadzili
Makam Syekh Sulaiman Al Jazuli
penulis 'Dala'ilul Khoirot'
Makam Abul Abbas Al Mursi
murid Imam Abul Hasan Asy Syadzili


Kumpulan Kata Bijak Versi Makasar


Langere’ baji’-bajiki anne ana’, pantamai ri lalang atinnu, nanu gaukangki
Dengarkanlah baik-baik wahai anakku, masukkan dalam hatimu, lalu kerjakanlah.

Teako attinroi punna tena natangkasa kalennu siagang atinnu. Teako a’jappai punna tena nuboliki katallassannu ri patanna linoa. Anjo kakodianga aa’rurungangi kabajikanga. Ikatte mami ammilei kerea ero’ ri pinawang…
jangalah tidur jika belum bersih tubuhhmu dan suci hatimu. Jangan berjalan bila tidak menyimpan kehidupanmu kepada Sang Khalik. Karena keburukan berbarengan dengan kebaikan. Andaslah yang memilih, mana yang akan dikuti…

Su’jukku teai ulunna bawang, pasu’juki atinnu siagang akkala’nu. Tena ruanna, tena singkammanna Karaeng Allah Ta’ala. Nu angkaki limannu nanu lappassang anne cinnanu rilio. Saba’ niami Karaeng Allah Ta’ala antayangko nanu sa’bumi KalompoanNa…
Bersujud Bukan Kepada saja, sujudkan hati serta akalmu. Tidak ada duanya, tidsak ada samanya Gusti Allah SWT. Engkau angkat tanganmu, lalu melepaskan cinta duniamu, Karena Tuhan sudah menunggumu, lalu negkau menyebut-Nya…

Je’ne Sambayang anjari pa’bissa kalennu.  Zikkiri anjari pa’bissa atinnu. Tafakkoro’nu anjari pa’bissa pikkirannu. Sukkuru na ikhlaska anjari pa’bissa cinnanu rilinoa.  Sa’bara anjari pa’bissa kalarroannu…
Wudhumu akan jadi pembersih Tubuhmu. Dzikirmu akan jadi Pembersih hatimu. tafakurmu akan jadi pembersih Pikiranmu.  Syukur dan Ikhlas menjadi pembersih kecintaanmu pada dunia. Sabar menjadi Pembersih Kemarahanmu…

Manna Ronro linoa, gesara butta maraeng, Tu Mangkasaraka Abulo sibatang tonjo, accera’ sitongka-tongka tonji..
Biarlah geger Dunia, Becerai berai negeri seberang, Orang Makassar, bersatu padu, bertanah air satu jua…

Le’ba kusoronna biseangku, kucampa’na sombalakku, tamassaile punna teai labuang
Bila perahu telah kudorong,layar telah terkembang, takkan ku berpaling kalau bukan labuhan yang kutuju.

Ku alleangi tallanga na toalia
Lebih baik tenggelam dari pada kembali (latar belakang kata tersebut dari seorang pelaut yang telah berangkat melaut)

Eja pi nikana doang..
Seseorang baru dapat dikenali atas karya dan perbuatannya

Teai mangkasara’ punna bokona loko’
Bukanlah orang Makassar kalau yang luka di belakang. Adalah simbol keberanian agar tidak lari dari masalah apapun yang dihadapi.

Oe ana’ku… a’ngu’rangiko, nia’ antu tallu cappa (cappa Lila, cappa laso na cappa badi’) nuerang, Punna joengko ri bori maraeng, jagai baji-baji tallu cappaka. I kau assawala iyareka su’lu, battu rikauji antekamma gionu siagang tallu cappa nueranga.
Duhai anakku… ingatlah selalu, ada tiga ujung (ujung Lidah, Ujung Kemaluan dan ujung Badik) yang harus kau bawa sebagai bekal Kalo dikampungnya ko orang jaga baik-baik tiga ujung itu. Kau akan jadi untung atau merugi, tergantung bagaimana kau berperilaku dengan tiga ujung yang kau bawa.

Manna Intang Ballanu, Bulaeng Co’corannu, tamanaika ka iratei la’baku.. La’baku sibungkeng. Pa’risikku sikapoyang. Jene matangku ma’solong si lepa-lepa…
Walau Intan Rumahmu. walau emas titian tanggamu, aku tak mau naik, karena diataslah kesedihanku… Kesedihanku menumpuk, sakit hatik segenggam, Air mataku mengalir seperahu…

Sa’ribattangaji tojeng . Iyaji kalli majarre. Pindu cikali. Naempoi ranggasela…
Saudara yang sebenarnya adalah saudara sekandung. Merekalah yang pantas menjadi pelindung. Sepupu satu kali atau dua kali masih diragukan kesetiaannya.

Apayya kau nupasang  Punna nakku ri ammatnu. Inakke iya Anginga punna lammiri…
Kepada siapa engkau akan berpesan, jika engkau rindu kepada ibumu. Adapun saya akan berpesan kepada angin yang akan bertiup…

Punna bokomo lampaku Teako rampea kodi Rampea golla Nakurampeko kaluku…
Jika aku sudah meninggalkan tempat Jangan membicarakan kejelekanku Bicarakanlah kelakuan baikku Saya pun akan berlaku demikian..

Lompobattammonjo cini Ti’rinna bawakaraeng Iya tea gio Iya tena ta’lenggang-lenggang…
Tirulah gunung Lompobattang Tinggi menyamai Bawakaraeng Tapi dia tidak banyak gerak  Juga tidak melenggok-lenggok…

Niaka anne mammempo Angngerang kasi asiku Saba’ nia’na Hajjakku lakupabattu….
Kamilah datang menghadap Membawa kemiskinanku Adanya hajat Inginlah kusampaikan…
    
Kamase-mase kuerang Taddongko rimangko kebo Naki’minasa Nipaempo kalabbirang…
Sederhana kami bawa Kutaruh di mangkuk putih Kami berharap Didudukkan pada adat…
    
Apa nikanre ri anja Nikaddo ri padatari Sambayangiya Puasa sibulangiya…
Apa yang akan disantap di akhirat Lauk pauk di alam baqa Adalah shalat Dan puasa satu bulan ramadhan.

Sumber :


Shaykh Muhammad al-Yaqoubi "Penebar Solawat Kepada Sang Nabi Pembawa Rahmat" (Part 2) - Pics Only -
















Shaykh Muhammad al-Yaqoubi "Penebar Solawat Kepada Sang Nabi Pembawa Rahmat" (Part 1) - Pics Only -


















Sanad Toriqoh Sidi Muhammad Abul-Huda al-Ya'qoubi al-Hassani al-Shadhili


Sidi Muhammad Abul-Huda al-Ya'qoubi al-Hassani al-Shadhili  
dari
Al-Shaykh al-Sayyid Ibrahim al-Ya'qoubi al-Hassani (died 1985)
dari 
Al-Shaykh al-Sayyid Isma'il al-Ya'qoubi al-Hassani
dari
Al-Shaykh Sidi Muhammad al-Mubarak al-Hassani
dari 
Al-Shaykh al-Sayyid Muhammad al-Tayyib al-Hassani
dari
Al-Shaykh Sidi Muhammad ibn Mas'ud al-Maghribi al-Fasi
dari
Al-Shaykh Sidi Muhammad ibn Hamza Dhaafir al-Madani
dari
Al-Shaykh Sidi al-'Arabi al-Darqaawi al-Hassani
dari
Al-Shaykh Sidi Ali al-Hassani al-Jamal
dari 
Al-Shaykh Sidi al-'Arabi ibn Ahmad ibn 'Abdillah
dari
Al-Shaykh Sidi Ahmad ibn 'Abdillah al-Fasi
dari
Al-Shaykh Sidi Qasim al-Khassasi
dari 
Al-Shaykh Sidi Muhammad ibn 'Abdillah al-Fasi
dari
Al-Shaykh Sidi 'Abdul-Rahman
dari 
Al-Shaykh Sidi Yusuf al-Fasi
dari 
Al-Shaykh Sidi 'Abdul-Rahman al-Majzub)
dari
Al-Shaykh Sidi Ali al-Sanhaji
dari 
Al-Shaykh Sidi Ibrahim Ifhaam
dari 
Al-Shaykh Sidi Ahmad Zarruq al-Fasi
dari  
Al-Shaykh Sidi Ahmad ibn 'Uqbah al-Hadhrami
dari 
Al-Shaykh Sidi Yahya al-Qadiri
dari 
Al-Shaykh Sidi Ali ibn Muhammad Wafa
dari 
Al-Shaykh Sidi Muhammad Wafa
dari 
Al-Shaykh Sidi Dawud ibn al-Baakhili
dari 
Al-Shaykh Sidi Ibn 'Ataa-illah the Alexandrian
dari 
Al-Shaykh Sidi Abul-'Abbas al-Mursi
dari 
Al-Shaykh Sidi Abul-Hassan al-Shadhili al-Hassani 
dari 
Al-Shaykh Sidi 'Abdul-Salaam ibn Mashish
dari 
Al-Shaykh Sidi 'Abdul-Rahman al-Madani
dari 
Al-Shaykh Sidi Tuqayy ul-Deen al-Fuqayyar
dari 
Al-Shaykh Sidi Fakhr ul-Deen
dari 
Al-Shaykh Sidi Nur ul-Deen Abil-Hassan 'Ali
dari 
Al-Shaykh Sidi Muhammad Taj ul-Deen
dari 
Al-Shaykh Sidi Shams ul-Deen Abi Muhammad
dari 
Al-Shaykh Sidi Zayn ul-Deen al-Qazwini
dari 
Al-Shaykh Sidi Abu Ishaq Ibrahim al-Basri
dari 
Al-Shaykh Sidi Abul-Qasim Ahmad al-Marwaani
dari 
Al-Shaykh Sidi Abu Muhammad Sa'eed
dari 
Al-Shaykh Sidi Sa'd
dari 
Al-Shaykh Sidi Abu Muhammad Fath al-Sa'ud
dari 
Al-Shaykh Sidi al-Ghazwini, who took it from
dari 
Al-Shaykh Sidi Abu Muhammad Jabir ibn Abdillah
dari 
Sayyidini al-Hassan ibn Ali ibn Abi Talib
dari 
Sayyiduna Ali ibn Abi Talib
dari 
Sayyiduna Abul-Qasim Muhammad al-Mustafa
dari 
Sayyiduna Jibril
dari
Allah 'azza wa jalla

Sumber:



Ayo Perbanyak Solawat

download win hisab versi 2.96 via ziddu

SARKUB TECH MELEK IPTEK

UNIVERSITAS MENYAN INDONESIA

Santri

PISS - KTB

Total tayangan laman

4