,

,

Senin, 19 November 2012

SANAD KEMURSYIDAN TAREKAT SYADZILIYAH ABAH LUTFI


Al 'Arif Billah As-Sayyid Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya Pekalongan 
dari 
Al 'Arif Billah Sayyid Habib Muhammad Abdul Malik bin Muhammad Ilyas Purwokerto 
(W. 1400 H / 1980 M)
dari 
Sayyid Al Habib Ahmad Nahrowiy Muhtarom bin KH. Hardja Muhammad Al-Banyumasi Al-Makki
(W. 1346 H / 1927 M) 
dari 
Sayyid Muhammad Sholeh Al-Mufti Al-Hanafi 
dari 
Sayyid Ali bin Thohir Al-Madaniy 
dari 
Sayyid Ahmad Minatullah Al-Maliki Al-Azhariy Al Makkiy
dari 
Sayyid Muhammad Al-Bahitiy 
dari 
Sayyid Yusuf Adl-Dlaririy 
dari 
Sayyid Muhammad bin Al-Qasim As-Sakandariy 
dari 
As Sayyid Abu Abdillah Muhammad bin Abdul Baqi bin Yusuf bin Ahmad bin Ulwan Az-Zurqoni
(1055 - 1122 H / 1645 - 1710 M)
dari 
As Sayyid Abul Irsyad Ali bin Muhammad bin Abdurrohman Al-Ujhuriy 
(967 - 1066 H / 1560 - 1656 M)
dari 
Sayyid Nur Al-Qurofiy 
dari 
Sayyid Al-Hafidh Ahmad bin Ali bin Ahmad Al-Fazariy Al-Qalqasyandiy Al-Qohiriy
(756 - 821 H / 1355 - 1418 M)
dari 
Sayyid Taqiyudin Ahmad bin Ibrahim bin Abdurahman bin Mas'ud bin Umar Al-Hazami Al-Wasithi
(657 - 711 H) 
dari 
As Sayyid Abil Fath Shodruddin Muhammad bin Muhammad bin Ibrohim bin Abil Qosim bin 'Anan Al-Maidumiy Al Bakri Al Misriy
(664 - 754 H / 1265 - 1353 M)
dari 
Sayyid Abil ‘Abbas Al-Mursiy 
dari 
Sayyidi Asy Syaikh Abil Hasan Ali Asy-Syadziliy 
(593 - 656 H / 1196 - 1258 M)
dari 
Sayyid ‘Abdus Salam bin Masyis
(559 H / 1163 M - 626 H - 1228 M) 
dari 
Sayyid Abu muhammad Abdurrahman Al-Atthar Az-Zayyat Al-Madaniy Al-Maghribiy 
dari 
Sayyid Taqiyudin Al-Fuqair An Nahrowandiy Al Wasithi Al Iroqiy
(W. 594 H / 1198 M)
dari 
Sayyid Fakhrudin 
dari 
Sayyid Nuruddin Ali Abil-Hasan
dari 
Sayyid Muhammad Tajudin 
dari 
Sayyid Muhammad Syamsudin At-Turkimaniy
dari 
Sayyid Zainuddin Al-Qozwiniy
dari 
Sayyid Abu Ishaq Ibrahim bin Ahmad bin Ismail Al-Khowwash As-Samirro'iy Al-Bashriy 
(184 H / 800 M - 291 H / 904 M)
"Penyusun Syi'ir Tombo Ati"
dari 
Sayyid Abul Qasim Ahmad Al-Marwaniy 
dari 
Sayyid Abu Muhammad Sa’id Ash-Shofi
dari 
Sayyid Sa’ad 
dari 
Sayyid Abu Muhammad Fathus-Su’udi 
dari 
Sayyid Abu Muhammad Sa'id Al-Ghozwaniy 
dari 
Sayyid Abu Muhammad Jabir bin Abdullah Al-Ansoriy
dari 
Sayyidina Hasan bin Ali r.a
(625 - 670 M / 30 - 50 H) 
dari 
Sayyidina Ali bin Abi Thalib radliallahu anhum ajma’in
(557 - 660 M / 23 - 40 H) 
dari 
Sayyidil mursalin Imamil Anbiya’ wal Atqiya’ Sayidina Muhammad Saw 
dari 
Jibril AS 
dari 
Allah SWT.

Thoriqoh Syadzaliyah

 makam syekh Abul Hasan Asy Syadziliy

Pendiri Thoriqoh Syadzaliyah adalah seorang Wali Agung, Abul Hasan Ali bin Abdullah bin Abdul Jabbar Asy-Syadzaliy radliallahu anhu (593-656 H). Kehidupan beliau adalah kehidupan seorang syaikh pengembara di muka bumi, sambil bersungguh-sungguh dengan berdzikir dan berfikir untuk mencapai fana’ (ketiadaan diri dihadapan Allah). Dan beliau mengajarkan pada muridnya sikap zuhud pada dunia dan iqbal (perasaan hadir di hadapan Allah). Dan juga menganjurkan mereka untuk berdzikir pada Allah SWT. di setiap waktu, tempat, dan keadaan serta menempuh jalan tashawuf. Beliau juga mewasiatkan agar para muridnya membaca kitab Ihya’ ulumuddin dan kitab Quutul Qulub.
Syaikh Syadzili menjelaskan pada muridnya bahwa thoriqohnya berdiri di atas 5 (lima) perkara yang pokok, yaitu :
  1. Taqwa pada Allah SWT. dalam keadaan rahasia maupun terbuka 
  2. Mengikuti sunnah Nabi SAW. dalam perkataan maupun perbuatan 
  3. Berpaling dari makhluk (tidak menumpukan harapan) ketika berada didepan atau dibelakang mereka
  4. Ridlo terhadap Allah SWT. dalam (pemberian-Nya) sedikit maupun banyak 
  5. Kembali kepada Allah SWT. dalam keadaan senang maupun duka.
Disamping mengajak mereka untuk mengiringi thoriqohnya dengan dzikirr-dzikir dan do’a–do’a sebagaimana termuat dalam kiab-kitabnya, seperti kitab Al-Ikhwah, Hizb Al-Barr, Hizb Al-Bahr, Hizb Al Kabir, Hizb Al-Lathif, Hizb Al Anwar dan sebagainya.
Thoriqoh Syadziliyah ini berkembang dan tersebar di Amerika, Mesir, Sudan, Libia, Tunisia, Al-Jazair, Negeri utara Afrika dan juga Indonesia.
Para mursyid tarekat ini diantaranya:
  1. Al 'Arif Billah Maulana Habib Lutfi Pekalongan
  2. KH. Solahuddin Abdul Jalil Mustaqim Tulungagung

Laku dan Sikap Hati Murid Syadziliyah


1. Melanggengkan Wudhu
Wudhu tidak hanya untuk sholat atau ketika memulai dzikir saja, biasakan berwudhu apabila batal dan berwudhulah untuk keperluan apa saja.

2. Selalu merasa dilihat Allah dan sibuk mengucapkan : “Allah, Allah, Allah” di dalam hati
Istiqomah membaca Allah Allah di dalam hati termasuk ketika berdzikir atau apa pun juga.

3. Kurangi Tidur atau Biasakan Melek Terutama di waktu Sahur
Kurangi tidur malam, biasakanlah bangun pada saat sepertiga malam terakhir atau pada saat makan sahur sampai menjelang subuh. Usahakan menghindari tidur atau tertidur pada saat membaca aurod atau khususiyah. Ini adalah adab kita sewaktu memohon ridho Allah SWT.

4. Mencari Teman Duduk yang Baik Perangainya
duduk bersama orang-orang solih akan membuat hai tentrem, ayem dan menuai keberkahan. Kurangi pergaulan dengan orang-orang yang merugikan kita secara ruhani.

5. Jangan Tamak Terhadap Apa yang ada di Tangan Orang Lain
Belajarlah untuk mengeluarkan urusan dunia dari hati, pasrahkan semua hasilnya setelah berikhtiar sekeras-kerasnya.

6. Jangan berlebihan di dalam sandang pangan
kita tiru njeng Nabi, beliau makan di kala lapar dan berhenti setelah kenyang. pakainnya sederhana dan tidak berlebihan.

7. Jauhi debat ilmu 
karena dapat membutakan hati dan mewariskan lupa

8. Jangan tertawa terbahak bahak

9. Mau berkumpul bersama para ikhwan dan membicarakan adab tariqah

10. Takut siksa Allah dan takut akan siksa-Nya

11. Jangan merasa paling baik dzikir dan amalnya

12. Jangan tidur dalam keadaan junub

Sumber : Aurod Ath Thoriqoh Asy Syaziliyah Al Uluwiyah, hal. 29 karya Abah Lutfi 

UANG BUKAN UKURAN TAPI KETAKWAAN


Di dunia yang serba materialis saat ini orang 

MENUHANKAN DAN MENYEMBAH UANG, NAFSU SEKS, NAFSU MAKAN, PANGKAT, JABATAN, GAJI, KECANTIKAN, KECERDASAN DLL,

padahal tuhan kita adalah Allah swt, disinilah pentingnya kita untuk selalu berdzikir 

LA ILAHA ILLALLAH 
MUHAMMADUR ROSULULLAH
 
TIADA TUHAN YANG PATUT DISEMBAH MELAINKAN ALLAH
dan 
NABI MUHAMMAD ADALAH UTUSAN ALLAH
manusia yang paling bagus, mudah dan layak untuk ditiru
kita tiru beliau dohir batin
Kawan marilah kita mulai dari sekarang memperbaiki diri, hiasi dengan perbuatan baik dan iringi dengan zikrullah, mulai dari hal-hal yang sepele
Di dunia kehormatan diukur dengan banyaknya uang dan harta yang dimiliki, keturunan yang cerdas, keturunan yang kaya padahal orang yang kaya mestinya tidak butuh kepada uang tapi uang butuh kepadanya. kekayaan versi para mutasowifin adalah mempercayai apa yang ada di tangan Allah Jalla Jalaluh jauh lebih besar ketimbang yang ada di tangannya. para mutasowifin sangat kaya sebab mereka tidak membutuhkan segala sesuatu, hati mereka selalu terpaut kepada Allah swt. hati mereka selalu ta'alluq kepada Sang Robbul Izzah pemilik kekayaan, dialah Al Ghanni, kita adalah hamba-Nya, Abdul Ghanni .... kawan berdzikirlah, sebut namanya dalam tiap tarikan nafasmu, dalam tiap gerak langkahnya .... hadirkan Dia selalu dalam setiap suasana dan tempat, ALLAH, ALLAH, ALLAH. 

Kawan Gusti Allah Mboten Sare

Ojo rumongso iso nek iso rumongso 

Membersihkan Hati dan Mengatasi Keraguan Dalam Beribadah


Oleh: Maulana Al-Habib Luthfi Bin Yahya

Siapapun yang ma’rifatnya hidup, hatinya hidup, akan resah dengan apa yang ada dalam hatinya. Kalau-kalau ada penyakit bathiniyah. Bagi orang yang kesadarannya tinggi itu sangat meresahkan.
Cara mengatasinya, pertama, bertaqarub kepada Allah melalui thariqat. Mengganti sifat-sifat yang kurang baik, yang melekat di hati dengan sifat-sifat yang baik, yang senantiasa mengajak kita bertaqarub kepada Allah Swt.


Kedua, kita berusaha menganti ukiran-ukiran yang buruk dalam hati kita dengan ukiran-ukiran yang indah, dengan cara berusaha menjalankan perintah Allah Swt. dan sunnah Baginda Nabi Saw. Kemudian mendekatkan diri kita pada ulama, menghadiri ta’lim-ta’lim mereka. Karena duduk bersama para alim ulama menimbulkan daya tarik tersendiri bagi kita untuk lebih mendekatkan diri kita kepada Allah Swt.


Ketahuilah, manusia itu tempatnya kekurangan. Siapapun mempunyai sifat kekurangan. Mari kita sama-sama belajar mengurangi (bukan menutup-nutupi) kekurangan yang ada pada diri kita masing-masing dengan cara berdzikir. Allah Swt. berfirman: “Berdzikir itu menenangkan hati”. Jika hati kita tenang, insyaAllah kita akan lebih mudah mengndalikan keinginan kita untuk berbuat maksiat.

Sebetulnya, kalau kita mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan perasaan yang masih kurang sempurna, itu baik. Sebab, perasaan ini akan mendorong kita untuk meningkatkan kualitas ibdah kita dengan cara lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt. dan memperbaiki amal ibadah kita, sekalipun orang lain menilai amal ibadah kita sudah sangat bagus.

Jadi, ada baiknya perasaan tersebut dipelihara. Tapi, ingat, jangan menggunakan keyakinan kita. Sebab, kalau masuk ke masalah keyakinan, akan muncul rasa syak dan ragu. Misalnya, benarkah shalat yang kita jalankan itu merupakan perintah Allah Swt.?

Kita harus yakin, apa yang kita kerjakan adalah perintah Allah Swt. Kita mengerjakannya untuk mentaati perintahNya. Adapun diterima atau tidak, itu urusan Allah Swt. Itu mutlak hak Allah Ta’ala. Memang, kita menginginkan amal ibadah itu diterima. Tapi mau diberi pahala atau tidak, itu urusan Allah Ta’ala. Itulah yang paling baik.


Sya'roni As-Samfuriy, Indramayu 04 Muharram 1434 H.

Ayo Perbanyak Solawat

download win hisab versi 2.96 via ziddu

SARKUB TECH MELEK IPTEK

UNIVERSITAS MENYAN INDONESIA

Santri

PISS - KTB

Total tayangan laman

4