,

,

Minggu, 22 Juni 2014

KERAJAAN UANG



Oleh: Zia Ul Haq


Gara-gara film dokumenter rekomendasi seorang kawan ini, saya jadi teringat sedikit hal yang pernah dipelajari saat masih menggelandang di Bintaro dahulu. Agaknya perlu saya review sedikit tentang apa yang dibicarakan film ini, terutama di bagian tentang bagaimana kerajaan uang dan para kaisarnya memonopoli dunia saat ini.
Judulnya Zeitgeist - Addendum produksi Venus Project. Sebuah proyek dokumentasi kebusukan sistem moneter yang berlaku saat ini. Dimulai dari kapan diciptakannya uang sebagai alat bantu tukar. Kemudian tentang bagaimana uang dijadikan sebagai senjata perbudakan modern yang menjerat leher setiap anak manusia untuk bekerja dengan satu tujuan: menghasilkan uang. Sangat detail narator menjelaskan bagaimana uang dibuat dan bagaimana manipulasi menjerat.

Sebagai alat tukar modern, uang sejatinya lahir dari rahim hutang, begitu keterangan para ahli keuangan. Produksi uang tergantung pada obligasi dan berbagai macam manipulasi moneter yang memusingkan kepala. Jadi, meski wujud fisiknya nampak, eksistensi uang sebenarnya palsu. Maka tentu, semua hal yang berhubungan dengan uang sejatinya hanya ‘guyonan’.

Tapi dengan senang hati, manusia modern justru sangat antusias mempelajari, meributkan, hingga memperebutkannya. Hingga melalaikan hal mendasar yang seharusnya diurusi: sumber daya. Semua hal dimaterialisasi sedemikian rupa hingga mempengaruhi alam bawah sadar kita. Bahwa uang adalah segalanya, bahwa tanpa uang kita tak bisa bertahan hidup.

Uang diciptakan di dalam bank, dan secara bervariasi akan berakhir ke tangan bank lagi. Mereka adalah juragan sejati, bersama dengan perusahaan dan pemerintahan yang mereka dukung. Perbudakan secara fisik membutuhkan budak yang diberi kandang dan diberi makan. Perbudakan secara ekonomi membutuhkan budak yang makan sendiri dan mempunyai rumah sendiri.

Ini adalah tipuan paling jenius yang pernah ada dalam hal manipulasi sosial. Dan pada intinya, ini adalah perang tak terlihat melawan populasi dunia. Hutang adalah senjata ampuh untuk menaklukkan dan memperbudak masyarakat, dan bunga adalah peluru utamanya.

Dan, ketika orang-orang tidak menyadari akan kenyataan ini, pihak-pihak bank berkolusi dengan pemerintahan dan perusahaan untuk terus menyempurnakan dan melebarkan taktik mereka dalam perang ekonomi, yakni menelurkan basis baru seperti Bank Dunia dan IMF (International Monetary Fund). Serta menciptakan tentara model baru: ECONOMIC HITMAN.

Ada dua cara untuk menaklukkan dan memperbudak suatu bangsa. Satu dengan pedang, lainnya dengan HUTANG.
[John Adams, 1735-1826]

Para Economic Hitman benar-benar bertanggung jawab dalam menciptakan kerajaan global ini. Mereka bekerja dengan berbagai cara. Tapi mungkin yang paling umum adalah bahwa mereka akan menentukan mana negara pemilik sumber daya yang perusahaan mereka butuhkan, seperti minyak. Kemudian mengatur sebuah pinjaman besar untuk negara itu dari Bank Dunia atau organisasi di bawahnya.

Tapi sebenarnya si uang tidak betul-betul mengalir ke negara itu, melainkan dipergunakan untuk pembangunan proyek infrastruktur yang dibutuhkan perusahaan besar di sana. Seperti pembangkit listrik, daerah industri, pelabuhan, dan semua hal yang menguntungkan segelintir 'orang kaya pribumi'. Sebagai tambahan untuk perusahaan para Economic Hitman sendiri (Amerika Serikat).

Tapi hal itu sebenarnya sama sekali tidak menolong mayoritas penduduk di negara itu. Malah membuat seluruh negara berhutang besar. Saking besarnya mereka tidak sanggup membayarnya, dan itu adalah bagian dari rencana. Agar mereka tidak sanggup membayarnya.

Nah, pada momen itulah para Economic Hitman akan menghampiri mereka dan berbisik;

‘Dengar! Kau hutang uang banyak kepada kami. Kau tidak bisa membayar, jadi jual saja minyakmu (sangat murah) kepada perusahaan-perusahaan minyak kami. Perbolehkan kami membangun basis militer di negaramu atau kirim pasukan untuk mendukung tentara kami di suatu daerah di dunia seperti Iraq. Atau berilah suara kepada kami pada pemungutan suara di PBB. Agar perusahaan listrik negara mereka di privatisasi, sistem perairan atau bendungan dijual kepada perusahaan AS atau perusahaan multinasional.’

Jadi bisa dipahami bahwa modus IMF maupun Bank Dunia bekerja sangatlah tipikal. Mereka membuat sebuah negara dalam hutang yang tidak dapat dibayar, dan ‘Si Korban’ ditawari hutang lagi dan membayar bunga lebih banyak lagi. Kemudian mengharuskan ‘Si Korban’ menjual sumber daya negara mereka. Termasuk banyak dari pelayanan sosial mereka, perusahaan yang menguasai hajat hidup orang banyak, sistem pajak mereka, sistem asuransi mereka, bahkan sistem sekolah mereka kepada perusahaan-perusahaan luar negeri.

AKSI ECONOMIC HITMAN

Aksi Economic Hitman dimulai pada awal 50-an ketika presiden Mohammed Mossadegh terpilih di Iran. Dia sudah disebut-sebut sebagai harapan untuk demokrasi di Timur Tengah dan seluruh dunia. Dia nampang sebagai "Man of The Year" di Majalah TIME.

Tapi satu hal dari program-program yang dia bawa dan mulai dimplementasikan adalah ide bahwa perusahaan minyak luar negeri harus membayar rakyat Iran lebih banyak daripada minyak yang telah mereka bawa keluar dari Iran. Dan rakyat Iran harus mendapat keuntungan dari minyak mereka sendiri. Kebijakan yang aneh.

Tentu saja AS tidak menyukainya. Tapi AS khawatir terjadi resiko yang lebih besar apabila mereka melakukan yang biasa dilakukan, yaitu mengirim pasukan militer. Maka mereka cukup mengirim satu agen CIA, Kermit Roosevelt, saudara Teddy Roosevelt.

Kermit masuk Iran dengan membawa beberapa juta dolar. Ternyata ini sangat efektif, efisien, dan singkat. Dia membuat cara supaya Mossadegh digulingkan dan membawa Shah Iran (Pahlevi) untuk menggantikannya, yang selalu pro barat dalam urusan minyak.

Cara ini sungguh sangat efektif. Preman-preman memenuhi Tehran. Anggota Angkatan Darat berseru bahwa Mossadegh telah menyerah dan rezimnya sebagai diktator Iran telah habis. Foto-foto Shah di bawa keliling ke jalan-jalan kota sebagai sentimen tandingan. Sang Shah disambut kepulangannya.

Sementara para petinggi di Washington, AS, saling berpandangan dan berkata,

"Wah! Ternyata mudah sekali! Dan murah!"

Ketika Árbenz menjadi presiden Guatemala, negaranya berada di bawah kaki perusahaan United Fruit dan perusahaan-perusahaan besar internasional. Dan Árbenz yang berkampanye sebagai presiden berkata;

"Kami ingin mengembalikan tanah ini kepada rakyat!"

Pada saat berkuasa, dia mulai melaksanakan kebijakan yang dia janjikan kepada rakyat; memberi kembali hak tanah kepada rakyat.

United Fruit benar-benar tidak suka. Dan akhirnya, mereka menyewa firma humas, meluncurkan kampanye besar-besaran di Amerika Serikat, untuk meyakinkan rakyat Amerika Serikat, warga negara AS, pers AS dan kongres AS bahwa Árbenz adalah boneka Uni Soviet. Apabila dia tetap berkuasa, Uni Soviet akan bercokol di bagian bumi ini. Begitu bunyi kampanye hitam itu.

Dan pada waktu itu terdapat rasa takut yang sangat besar dalam benak semua orang, tentang terror merah, teror komunis. Akhirnya, diluar dari kampanye oleh humas ini datanglah komitmen dari bagian CIA dan militer untuk menyingkirkannya.

Berhasil. Mereka kirim pesawat, tentara, penjegal, dan semua alat untuk menyingkirkannya. Arbenz pun tersingkirkan. Setelah dia digeser dari jabatannya, orang baru yang mengambil alih kekuasaanya secara mendasar menata ulang semuanya untuk perusahaan-perusahaan besar internasional, termasuk United Fruit.

Ekuador telah bertahun-tahun dikuasai oleh para diktator pro AS, dan sering berlaku brutal. Lalu diputuskan bahwa mereka akan melangsungkan sebuah pemilu yang demokratis. Jaime Roldos mencalonkan diri untuk presiden dan tujuan utamanya adalah memastikan sumber daya alam Ekuador dipakai untuk menolong rakyatnya.

Dia menang telak dan dia mulai melaksanakan janji-janjinya untuk memastikan bahwa laba dari minyak dipakai untuk menolong rakyat. Amerika Serikat tidak suka itu.

John Perkins dikirim sebagai salah satu dari beberapa Economic Hitman untuk merayu Roldos, Agar dia mau memilih; jadi korup, memperkaya diri dan keluarganya, atau hengkang dari posisinya. Dia tidak mau mendengar. Lalu pesawatnya jatuh, dia meninggal. Tentunya, dibunuh.

Segera setelah pesawatnya jatuh, seluruh areanya disegel. Satu-satunya yang diizinkan masuk adalah pihak militer AS dari pangkalan terdekat dan beberapa dari militer Ekuador. Ketika penyelidikan dilakukan, dua saksi utama terbunuh dalam sebuah kecelakaan mobil, tepat sebelum mereka sempat memberi kesaksian.

Omar Torrijos, president Panama yang sangat karismatis adalah orang yang benar-benar ingin membantu negaranya. Ketika John Perkins mencoba menyuap atau merayunya menjadi korup, ia mengatakan;

“Aku tidak butuh uang. Yang benar-benar aku butuhkan adalah negaraku diperlakukan secara adil. Aku mau AS membayar hutang kepada rakyat, untuk semua kerusakan yang telah AS buat di sini. Aku ingin berada di posisi dimana aku bisa membantu negara-negara Amerika Latin lainnya. Membuat mereka merdeka dan bebas dari campur tangan buruk utara (AS). Yang telah mengeksploitasi kami dengan sangat buruk. Aku harus merebut kanal Panama kembali ke tangan rakyat Panama. Itu yang kuinginkan. Jadi, tinggalkan saya sendiri, dan jangan coba menyuapku!”

Waktu itu tahun Mei 1981, ketika kabar Jaime Roldos telah dibunuh mengemuka. Omar Torrijos sangat sadar akan hal ini, ia mengumpulkan semua keluarganya dan menyampaikan;

“Mungkin selanjutnya giliranku, tapi tidak apa. Karena sudah kulakukan apa yang harus kulakukan ketika aku lahir di sini. Aku sudah menegosiasikan kanal itu. Kanal itu akan berada di tangan kita, kita sudah selesai bernegosiasi perjanjian bersama Jimmy Carter.”

Di bulan juni di tahun yang sama, Omar Torrijos tewas pada sebuah kecelakaan pesawat. Tidak bisa diragukan, itu semua ulah orang-orang bayaran CIA. Terdapat bukti-bukti yang kuat bahwa salah satu dari pengawal Torijjos pada detik-detik terakhir keberangkatannya menuju pesawat memberikan sebuah tape recorder. Yaitu sebuah tape recorder kecil yang berisi bom.

Pada 1998, Hugo Chavez terpilih sebagai presiden Venezuela. Menggantikan jejak panjang presiden-presiden sebelumnya yang sangat korup dan menghancurkan ekonomi negera itu. Chavez berdiri menantang Amerika Serikat dan menginginkan minyak Venezuela  harus digunakan untuk membantu rakyat Venezuela. Tentu Amerika Serikat tidak suka.

Maka pada 2002, sebuah kudeta telah dirancang, CIA berada di balik kudeta itu. Cara kudeta itu dilakukan sangat persis dengan apa yang dilakukan Kermit Roosevelt di Iran. Yakni dengan membayar orang-orang untuk keluar ke jalan-jalan, untuk rusuh, untuk protes, bahwa Chavez bukan presiden yang diinginkan.

Ini mudah. Jika CIA berhasil dapatkan beberapa orang untuk merusuh, televisi dapat menampilkannya seakan-akan hal itu terjadi di seluruh pelosok negri. Akhirnya kekacauan ini akan merembet.

Kecuali dalam kasus Chavez ini, ia cukup cerdas dan rakyat sangat mendukung di belakangnya. Menakjubkan, mereka dapat mengalahkan kudeta. Dan ini adalah suatu fenomena luar biasa dalam sejarah Amerika Latin.

Jadi, para Economic Hitman adalah garis depan pertahanan. Mereka masuk, membuat korup pemerintah-pemerintah, dan membuat mereka menerima pinjaman uang yang sangat besar. Dimana pada akhirnya digunakan sebagai alat peras yang kuat untuk menguasai mereka.

Jika gagal, seperti yang terjadi di Panama dengan Omar Torrijos dan di Ecuador dengan Jaime Roldos, mereka menolak untuk menjadi korup, maka strategi kedua kami adalah mengirim penjegal profesional. Dan penjegal ini akan berupaya melengserkan atau membunuh.

Begitu hal itu terjadi dan pemerintahan baru terbentuk, maka pemerintahan baru ini akan sangat tunduk karena presiden baru ini tahu apa yang akan terjadi jika mereka tidak tunduk.

Nah, dalam kasus Irak, kedua cara ini gagal. Economic Hitman tidak bisa menjangkau Saddam Hussein. Padahal mereka sudah coba membuat perjanjian yang persis seperti yang Kerajaan Saudi terima. Tetap saja Saddam tidak mau menerimanya.

Lalu penjegal-penjegal dikirim untuk membunuhnya. Mereka tak bisa melakukannya, keamanannya sangat ketat. Selain itu Saddam pernah bekerja pada CIA. Dia pernah disewa untuk membunuh presiden Irak sebelumnya, namun gagal. Maka dia paham sistem tersebut.

Upaya terakhir, pada 1991 dikirimlah pasukan untuk menyerang militer Irak. Dan ini membutuhkan proses yang lama. Serangan sempat terhenti karena Saddam masih bisa dimanfaatkan AS untuk menghalau Iran. Pada akhir 90-an para Economic Hitman kembali lagi, namun lagi-lagi mereka gagal, begitupun para penjegal. Maka agresi militer kedua pun dilancarkan. Kali ini berhasil.

Saddam tersingkir. Dalam proses ini, AS ciptakan rancangan yang sangat menguntungkan. Berupa perjanjian-perjanjian untuk merancang ulang sebuah negara yang telah hancur. Siapa yang menghancurkan Irak? AS. Siapa yang membangun? Perusahan-perusahan konstruksi AS. Jadi siapa yang diuntungkan? Tentu saja AS.

Dalam hal ini Irak menunjukkan 3 tahap; Economic Hitman telah gagal merayu. Penjegal-penjegal telah gagal menggulingkan. Dan cara terakhir adalah masuknya militer.

Dengan cara seperti itu AS membuat sebuah kerajaan secara sangat sangat tersamar. Semua kerajaan di masa lalu terbangun dari militer. Semua orang tahu bahwa kami membangun kekuatan milter. Orang-orang Inggris, Perancis, Jerman, Roma, Yunani, juga membangunnya dan mereka bangga akan hal itu. Mereka selalu berkoar-koar seperti menyebarkan peradaban atau agama, dan rakyat mereka tahu mereka melakukannya. Sedangkan AS tidak. Kebanyakan rakyat AS, tidak tahu sama sekali bahwa mereka sebenarnya hidup dari keuntungan-kerajaan yang tersamar.

SANG KAISAR

Sekarang ini terdapat lebih banyak perbudakan di dunia dibandingkan masa sebelumnya. Lalu pertanyaannya: jika ini adalah sebuah kerajaan, lalu siapa rajanya?

Sudah jelas bukan presiden-presiden Amerika Serikat, mereka bukan raja. Seorang raja adalah orang yang bukan terpilih melalui pemilu, tak punya batas waktu kekuasaan, dan tidak harus melapor kepada siapapun.

Yang setara dengan raja adalah apa yang disebut dengan: KORPORATOKRASI. Mereka adalah sekelompok orang yang menguasai perusahaan-perusahaan terbesar di AS. Mereka benar-benar bertindak layaknya raja di kerajaan uang ini.

Mereka mengontrol media, baik melalui kepemilikan secara langsung atau lewat iklan. Mereka mengontrol kebanyakan dari para politisi dengan membiayai kampanye, baik melalui perusahaan atau melalui sumbangan pribadi.

Para Korporatokrasi ini menjadi raja tanpa dipilih, tak punya masa jabatan, dan tak perlu melapor kepada siapapun.

Dan orang di puncak Korporatokrasi ini tidak jelas; bekerja untuk sebuah perusahaan swasta atau untuk pemerintah, karena mereka selalu bergerak maju mundur. Di titik ini, kebijakan pemerintahan kemudian dibuat berdasarkan apa yang dipesan oleh korporatokrasi,

Sangat nampak sebuah hubungan yang mesra, dan ini bukan sebuah konspirasi. Orang-orang ini tak harus bersama dan berencana untuk melakukan hal-hal konspiratif. Mereka semua pada dasarnya bekerja di bawah satu tujuan utama, yaitu: memaksimalkan laba tanpa peduli dengan akibat yang terjadi pada masyarakat atau lingkungan.

Proses manipulasi oleh Korporatokrasi  yang dilakukan melalui hutang, penyuapan, atau penggulingan kekuasaan politik disebut: GLOBALISASI.

Sama seperti Federal Reserve membuat rakyat Amerika pada posisi kontrak yang tidak menguntungkan. Melalui hutang yang tak ada habisnya, inflasi dan bunga. Nah, Bank Dunia dan IMF melakukan hal itu dalam skala global.

Dasar tipuan ini sederhana saja; buat sebuah negara dalam hutang yang besar sampai bangkrut. atau melalui pemimpin negara yang korup. Kemudian terpaksa harus menerima syarat atau kebijakan struktural yang disesuaikan. Kebijakan itu sering mengandung hal-hal seperti:

Menurunnya nilai tukar mata uang. Ketika nilai sebuah mata uang jatuh, maka semua nilai berharga yang lain akan jatuh juga. Hal ini membuat sumber kekayaan alam pribumi terbuka bagi negara-negara pemangsa, jauh di bawah harga yang sebenarnya. Lalu dana besar untuk program-program kerakyatan dipotong, termasuk pendidikan dan kesehatan. Standar kehidupan yang miskin membuat masyarakat lemah terhadap eksploitasi. Merebaklah privatisasi perusahaan-perusahaan negara.

Artinya, sistem-sistem penting dalam rakyat bisa diperjualbelikan dan diatur oleh perusahaan luar negeri demi laba perusahaannya sendiri.

Contoh; pada tahun 1999 Bank Dunia memaksa pemerintah Bolivia menjual perusahaan daerah air minum milik kota besar ketiga di Bolivia untuk memasok kebutuhan perusahaan AS: Bechtel. Maka harga air bersih lokal untuk rakyat yang sudah dibuat miskin semakin mahal. Sampai pada akhirnya terjadi gerakan besar-besaran oleh rakyat, dan kontrak Bechtel akhirnya dibatalkan.

Kemudian terdapat liberalisasi perdagangan, yakni pembukaan pintu ekonomi dengan cara menghapus batas-batas untuk perdagangan luar negeri. Hal ini menyebabkan beberapa manifestasi ekonomi yang merugikan. Misalnya; perusahaan-perusahaan asing membawa barang-barang masal mereka untuk dibawa masuk ke negara ‘jajahan’ itu. Tentu hal ini melumpuhkan produk lokal dan mengacaukan ekonomi negara.

Seperti yang terjadi di Jamaika, dimana setelah menerima pinjaman uang dan menyetujui syarat-syarat dari Bank Dunia, Jamaika mengalami kejatuhan terbesar di pasar pertanian karena kalah bersaing dengan produk-produk impor dari Barat. Sekarang tak terhitung petani yang menganggur karena mereka tidak sanggup bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar.

Variasi lain adalah didirikannya banyak sekali pabrik-pabrik yang mengambil keuntungan dari kehancuran ekonomi negara secara tak beraturan dan tak berperikemanusiaan. Dikarenakan tak adanya peraturan produksi, kerusakan lingkungan semakin menjadi-jadi karena sumber daya negara di kuras oleh berbagai perusahaan yang berbeda. Mengeluarkan polusi dalam jumlah besar dan tidak peduli alam sekitar maupun orang-orang yang tinggal di sekitarnya.

Kasus hukum terbesar tentang kejahatan lingkungan dalam sejarah dipegang oleh Texaco di Ekuador, yang sekarang ini dimiliki oleh Chevron. Apa yang Texaco buang 18 kali lebih besar dari apa yang telah dibuang oleh Exxon Valdez di pantai Alaska. Dan ini bukan suatu ketidaksengajaan. Perusahaan-perusahaan minyak tahu persis bahwa mereka melakukan ini untuk meraup untung lebih banyak daripada melakukan pembuangan yang lebih aman.

Bank Dunia bertanggung jawab atas hal itu semua. Institusi ini mengaku membantu negara-negara miskin untuk berkembang. Nyatanya, ia tidak menghasilkan apa-apa selain menambah angka kemiskinan dan kesenjangan kekayaan.

Pada tahun 1960, selisih pendapatan antara seperlima orang di negara-negara kaya dibandingkan dengan seperlima orang di negara-negara miskin adalah 30 banding 1. Pada tahun 1998 menjadi 74 banding 1.

Ketika pendapatan perkapita dunia meningkat 40% antara tahun 1970 dan 1985, mereka yang berada di kemiskinan sebenarnya meningkat 17%. Ketika tahun 1985 sampai 2000, mereka meningkat 18%. Pada akhir 1960-an, Bank Dunia mengintervensi Ekuador dengan pinjaman besar. Selama 30 tahun sesudahnya, kemiskinan naik dari 50% menjadi 70%, pengangguran meningkat dari 15% mencapai 70%, hutang rakyat bertambah dari $ 240 juta menjadi $ 16 milyar, dan pembagian hasil bumi negara yang dianggarkan untuk rakyat miskin turun dari 20% ke 6%. Bahkan pada tahun 2000, 50% APBN Ekuador harus dialokasikan untuk membayar hutang.

Sangat penting untuk memahami bahwa Bank Dunia adalah Bank AS yang mendukung kepentingan AS. Dan AS memegang Hak Veto melebihi keputusan PBB, karena ia adalah penyumbang modal terbesar PBB. Nah, dari mana uang mereka berasal? Ya tentu dari manipulasi moneter melalui sistem perbankan mereka. Dari ‘angin’.

Dan inilah zaman ketika pelindung batas perdagangan dirusak, mata uang dilempar dan dimainkan di pasar bebas, perekonomian di jungkir balik. Maka kompetisi terbuka di kapitalisme global makin liar dan para kaisar di kerajaan uang akan semakin berjaya.

Zeitgeist Addendum juga memaparkan berbagai manipulasi global AS dalam berbagai hal: termasuk terorisme. Tentang Al-Qaeda yang diada-adakan padahal ilusi. Hingga suatu kesimpulan bahwa terorisme sebenarnya bukanlah mereka yang mengendap-endap atau bersembunyi di goa-goa untuk merencanakan pemboman. Itu hanya gejala. Teroris sebenarnya adalah mereka yang sembunyi di bawah terik matahari, berjas dan berdasi, menjajah jutaan orang dengan sistem moneter yang kejam tak berperikemanusiaan.

Venus Project menawarkan satu solusi jitu: peralihan system moneter menjadi sistem sumber daya. Yakni tentang pengolahan sumber daya melimpah terbarukan dengan optimal. Sumber daya melimpah yang dimaksud adalah; surya, angin, gelombang laut, ombak, dan geothermal alias panas bumi. Itu semua sumber daya alam tak terbatas yang melimpah ruah. Langkah ini hanya bisa terrealisasi dengan kemapanan teknologi. Dan sesungguhnya, peradaban manusia saat ini sudah memiliki teknologi semacam itu.

Tapi mengapa sumber daya itu belum dioptimalkan demi kesejahteraan global? Jawabannya cukup satu: karena penentu kebijakan berbasis moneter berkiblat pada satu tujuan: laba. Dan hampir sebagian besar dari kitapun sudah sedemikian rupa disetting bahwa segala daya usaha kita berujung pada satu muara: laba. Dan asal tahu saja, penopang utama dari ‘laba’ adalah ‘kelangkaan’, sedangkan musuh alami ‘kelangkaan’ adalah ‘keberlimpahan’. Padahal sumber daya terbarukan sangat berlimpah. Sehingga hal ini sama sekali tidak menarik bagi para pemburu laba.

Di akhir pemaparan, kesadaran kita digugah dengan satu fitrah bahwa kita beserta semesta raya adalah satu keluarga. Hubungan antara kita; manusia, hewan, tumbuhan, bebatuan, bintang dan angkasa raya adalah simbiosis alami. Seakan ada kabel yang saling menghubungkan antara kita dan lingkungan. Setiap atom dalam tubuh kita adalah sama, berasal dari sumber yang sama.

Venus Project mengajukan tawaran yang sangat radikal; menjauhi bank dengan segala manipulasi hutang dan bunganya, memulai kehidupan secara mandiri berbasis masyarakat dan lingkungan, yakni dengan mempergunakan sumber daya terbarukan, serta menolak sistem politik beserta ilusi demokrasinya. Menyadarkan bahwa semua kandidat yang ditawarkan oleh system kapitalis sudah terencana sekian lama, sudah dipoles berbagai media.

Tujuan proyek ini satu: membangun sistem baru dengan cara menggagalkan sistem busuk yang telah mapan. Venus Project ini agaknya cenderung ke atheisme, dan menumpukan segala solusi kepada dua hal: revolusi kesadaran dan pemberdayaan teknis melalui teknologi. Adapun politik berbasis moneter tidak akan pernah bisa menyelesaikan berbagai masalah itu. Termasuk hukum, karena hukum dibuat sebab manusia tidak bisa menyelesaikan masalah, maka dibuatlah hukum. Sedangkan teknologi menjawab semuanya.

Bagi Jamaah Maiyah, ide-ide yang dikemukakan dalam dokumentasi ini tidak asing dan tidak mengejutkan. Namun pantas diakui bahwa fakta-fakta yang diungkap secara detail di sini bisa membuat kita terpana; betapa palsunya sistem kita saat ini. Betapa jauhnya kita terlepas dari kesejatian hidup dan kemanusiaan. Kalau penasaran, silakan saksikan sendiri filmnya.

Garis besar ide yang selaras dengan Maiyah adalah tentang bagaimana pola pikir kita menyingkap kepalsuan lapis demi lapis. Dan secara teknis, kita mampu mandiri dalam masyarakat yang sejati tanpa ketergantungan terhadap lembaga manapun. Inilah ideologi yang sedang dikembangkan, aplikasi praktis bagi kita yang tak berdaya-kuasa apa-apa saat ini adalah sebagaimana diteriakkan Dolob;

“Teruslah bekerja! Jangan berharap kepada negara!”

*Sumber; transkrip narasi Zeitgeist-Addendum.

Krapyak, 18 Juni 2014 





Ayo Perbanyak Solawat

download win hisab versi 2.96 via ziddu

SARKUB TECH MELEK IPTEK

UNIVERSITAS MENYAN INDONESIA

Santri

PISS - KTB

Total tayangan laman

4