,

,

Senin, 04 Mei 2015

Isra & Mi'raj : Mengurai Batas Akal Dan Iman (Part 1)

Rosulullah Bukan Cahaya

Rosulullah tidak (bisa) disamakan dengan cahaya, beliau Allah lebihkan dalam segi apapun di jagat raya ini. Fisiknya, ruhaninya mencapai strata tertinggi di jagat raya, perhatikan dan resapi betul2 makna "Khuluqin Adzim" (al qolam : 4), khuluq tidak di terjemahkan akhlak semata, sangat sempit. Cakupannya luas, pendengaran, penglihatan, qolbunya, semuanya mencapai sepaling sempurnanya sifat.

Sebagian ada yg menyimpulkan Isra & Mi'raj dengan pendekatan teori relativitas. Kalau iya lantas kenapa para sahabat yang ditemui tidak tampak tua ketika Rosulullah mendekati kecepatan cahaya, ini mirip analogi dua anak kembar yang satu melambat dan yang kedua melebihi kecepatan cahaya, otomatis yang melambat akan terlihat lebih tua (kalo yg ini efek kebanyakan nonton mesin waktunya doraemon).


Rosulullah juga tidak sedang berjalan malam tapi 'diperjalankan' oleh Allah sehingga dinding sifat2 kemanusian Kanjeng Nabi lebur bersama-Nya. Saat itu tak berlaku lagi ruang dan waktu, tak ada lagi awal, akhir, hidup dan mati karena dia sudah berada dalam kuasa Sang Penguasa waktu, ruang, hidup, mati dan segalanya.

Isra & Mi'raj juga bukan soal 1 dimensi, 2 dimensi atau 3 dimensi, betapa sucinya Allah dari semua itu. Lalu kenapa malam hari, ... (Bersambung)

Ayo Perbanyak Solawat

download win hisab versi 2.96 via ziddu

SARKUB TECH MELEK IPTEK

UNIVERSITAS MENYAN INDONESIA

Santri

PISS - KTB

Total tayangan laman

4