,

,

Minggu, 29 Maret 2015

Status Guru & Orang Tua Dalam Tasawuf


Status Guru & Orang Tua Dalam Tasawuf
-------------------
Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. [Al Israa' : 22]

Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku [al kahfi : 67]
-------------------
Adalah Uwais Al Qorny, bertemu saja belum pernah tapi Nabi shollaallahu alaihi wasallam menyanjungnya dan memerintahkan para sahabat untuk meminta didoakan kepada beliau, salah satu riyadhoh beliau adalah ketaatan yang tanpa pamrih kepada orang tua, ada tiga riyadhoh yg dijalankan Uwais hingga akhir hayatnya yakni membagi tiap rejeki yang ia terima untuk 3 hal, kebutuhan dirinya, para fuqoro dan masakin dan ibunya. kita, hmmm, sungguh masih jauh dari semua itu.

berikutnya sang guru, guru mursyid adalah segalanya, ibaratnya mereka memerintahkan kita masuk ke dalam kubangan api, ya kita harus taat, sami'na wa atho'na, kita para murid di hadapan guru adalah ibarat mayit di hadapan orang yang sedang memandikan kita, guru-guru kita berusaha membimbing kita secana ruhani agar bersih dari cela dan aghyar, mereka memandang dengan hati, kita para murid memandang segala sesuatu dengan nafsu dan selalu gegabah dalam bertindak, kita para murid adalah anak kecil yang sedang belajar merangkak, berjalan menuju ke hadirat-Nya, guru-guru kitalah yang menuntun berjalan agar baik dan benar

wahai guru terngiang benar ucapan di pasaran ramadhan beberapa tahun lalu
"Kasih sayang seorang wali itu sama seperti kasih sayang seorang ibu kepada anaknya, bahkan mereka rela menanggung azab yang turun di umat mereka, begitulah sifat para auliya"

Ya Allah ampunilah kedua orang tua kami, rahmati keduanya, Ya Allah, sehatkanlah dan panjangkanlah umur guru-guru kami agar bisa terus membimbing dan menasihati kami yang sering khilaf ini,..
-------------------

Tradisi Pemakaman di Terunyan Kintamani Bangli Bali

Jangan Sekali-Kali Mengatakan "Mengapa?"


Jangan Sekali-Kali Mengatakan "Kenapa?"
------------------
Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?" [al kahfi : 66] 

Nabi Khidir menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku [al kahfi : 67] 
------------------
Dalam dunia tasawuf ada adab atau etika yg harus dijaga para murid, yakni jangan sekali kali mengatakan "mengapa?" kepada sang guru, nabi Musa sudah tiga kali melontarkan pertanyaan yg justru menjebak dirinya karena 'ketidaktahuan' tentang apa yg terjadi berikutnya.

Puncaknya Nabi Khidir berujar : "Inilah 'perbedaan' antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya [al kahfi : 78]

Banyak jebakan2 yg sudah dipersiapkan iblis dan pasukannya. kita wajib mengetahui dengan bimbingan mursyid kammil mukammil untuk mengetahui segala tipu daya tersebut.

Disinilah logika/rasio manusia diuji ketika berhadapan dengan iman, setan atau nafsukah yg ia ikuti atau ia semata-mata mengharap ridho-Nya, berbuat (oleh) karena-Nya, kepada-Nya dan untuk-Nya semata. 

Ya Alla tuntunlah kami, bimbinglah kami berjalan di atas cahayamu,.



Selamat Datang Cinta

Selamat datang cinta akankah
kau bersemi di hati yang sepi ini
namun mohon maaf jika aku tak bisa
guruku, orang tuaku adalah segalanya
aku belum bisa membagi cinta ini
sebelum saatnya tiba










Amou Haji Pria Iran Yang Udah Sejak 60 Tahun Lalu Belom Mandi Gan

Habib Lutfi di Karawang









Habib Lutfi Yahya - Allah Yarham -




















27 Maret 2015 : Wisata Religi Ke Kanzus Solawat Kanjeng Sunan Kalijaga & Sunan Gunungjati (Bag. 2)









Ayo Perbanyak Solawat

download win hisab versi 2.96 via ziddu

SARKUB TECH MELEK IPTEK

UNIVERSITAS MENYAN INDONESIA

Santri

PISS - KTB

Total tayangan laman

4