,

,

Selasa, 23 Juli 2013

KATA - KATA BIJAK SANG SUFI, AL ARIF BILLAH MAULANA HABIB LUTFI PEKALONGAN (BAG. II)


"Rohmat turun karena sebab ikhtiar, contoh : sakinah mawadah dan rahmah akan muncul jika seseorang sudah ikhtiar untuk menikah"

"Qudrat dan Iradat Allah swt ditunjukan pada tiap makhluk yang telah Dia ciptakan"

"Make up orang mukmin ialah bekas sujud yang memancar dari wajahnya"

"Maksiatnya Nabi Adam as merupakan tarbiyah Allah swt kepada Nabi Adam as agar kelak jangan mengulangi perbuatan tersebut"

"Hikmah diperoleh setelah penalaran yang mendalam, hikmah juga mengajarkan seseorang untuk bersikap sabar"

"Demi menghormati Abdullah bin Umi Maktum Rosulullah saw selalu berdiri tiap kali ada orang buta yang lewat dihadapan beliau"

"Berpalingnya Rosulullah saw dari Abdullah bin Umi Maktum membuat beliau ditegur oleh Allah swt dengan cara yang halus yaitu dengan dhomir gho'ib ' Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling', bukan dengan dhomir mukhotob 'Kamu (Muhammad) bermuka masam dan berpaling', (surat 'Abasa : 1) hal ini adalah bentuk pendidikan sekaligus perintah Allah kepada Rosulullah saw untuk menyampaikan dakwah terlepas dari diterima atau tidaknya dakwah Rosulullah sebagai kewajiban beliau selaku utusan Allah sekaligus menekankan bahwa hak Allah swt adalah memberikan hidayah pada siapa saja yang Dia kehendaki"

"Salah satu penyakit hati yang berbahaya adalah hasud, hasud jika dikombinasikan dengan sifat ghoflah atau lalai akan memunculkan sikap sombong"

"Hasad dan marah adalah dua hal yang saling berhubungan satu sama lain"

"Segala sesuatu memiliki batasan, termasuk kesabaran, jika sabar tidak memiliki batas mungkin Kanjeng Nabi saw akan diam saja dan tidak akan memerangi kaum kafir di perang badar"

"Bersabar tidak boleh menuruti hawa nafsu tapi harus dengan ilmu"

"Aku pernah bertanya kepada Abah 'bagaimanakah cara kita mengetahui keinginan yang semata-mata karena Allah dan keinginan yang bersumber dari nafsu?', beliau menjawab 'bagi saja keinginan itu menjadi dua, satu untuk akal dan kedua untuk ilmu, akal sebagai hakim dan ilmu alat untuk menganalisa dengan hati sebagai rajanya yang akan mendorong keinginan kita bertindak semata-mata karena Allah', begitu jawab guru kami Al Mukarrom Al Arif Billah Maulana Habib Lutfi"

(di sarikan dari pengajian rutin Al Arif Billah Maulana Habib Lutfi Pekalongan selama ramadhan 1434 H)

Minggu, 21 Juli 2013

LAKU TORIQOT HABIB LUTFI SEWAKTU MUDA


Abah Lutfi saat acara maulid Nabi Shollaallahu alaihi wasalam di Pekalongan

Ditengah obrolan ringan penulis kala berkunjung di rumah H. Abdulloh, Gang. 5, Jenggot, Pekalongan, salah satu kawan seangkatan Abah ini menceritakan :

"Dulu sewaktu masih muda salah satu laku toriqoh yang dijalankan Lutfi sebagaimana dituturkan oleh Hasan Baisyah Pekalongan adalah mengumpulkan beras dari para dermawan dan orang - orang kaya untuk dibagikan kepada fakir miskin dan janda-janda, bahkan lutfi muda sendiri yang keliling dengan becak membagikan beras tersebut ke orang-orang, Hasan Baisyah sempat berujar kalau ada dua orang kayak Lutfi pasti warga Pekalongan gak akan pernah kelaparan"

mendengar kisah itu penulis jadi teringat kisah guru toriqoh Abah yakni Simbah Malik, Kedungparuk, Purwokweto.

"Hampir setiap hari Selasa pagi, dengan kendaraan sepeda, naik becak atau dokar, Syaikh Abdul Malik mengunjungi murid-muridnya untuk membagi-bagikan beras, uang dan terkadang pakaian sambil mengingatkan kepada mereka untuk datang pada acara pengajian Selasanan (Forum silaturrahiem para pengikut Thariqah An-Naqsyabandiyah Al-Khalidiyah Kedung paruk yang diadakan setiap hari Selasa dan diisi dengan pengajian dan tawajjuhan)".


Sebuah teladan ulama toriqoh yang wajib kita tiru 
sebagai pengikut Rosulullah saw, 
Mari kita berbagi kawan kepada sesama saudara kita



Mengenal Sifat Para Kekasih Allah



[SERI PENGAJIAN THORIQOH JUM'AT KLIWON]
Wali adalah hamba-hamba yang dicintai oleh Allah Swt. Mereka diangkat menjadi wali bukan karena ibadah mereka ditujukan untuk itu, akan tetapi karena ketaatan dan keiklasannya dalam beribadah. Mereka melakukan ibadah semata-mata karena kesadaran sebagai hamba Allah. Maka mereka mengerti maqomat ubudiyah, dan mengerti ilmu ke-Tuhanan.
Dengan semakin meningkatnya mereka mengenal Allah maka mereka semakin sadar akan kehambaan mereka. Mereka adalah teladan bagi kita semuanya. Sifat-sifat mereka disebutkan oleh Allah dalam Al Quran (Yunus: 62-63):

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ * الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ

“Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran pada mereka dan tidak pula mereka bersedih hati, iaitu orang-orang yang beriman dan mereka senantiasa bertaqwa”
Ketahuilah bahwa Aulia (para Wali Allah), tidak punya rasa takut kecuali terhadap Allah ta'alaa, karena tidak sekedar kadar keimanannya, dan tidak pula setengah-setengah keimanan dan keyakinannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Tadhoru-nya, ibadahnya, syukurnya, roja’nya itulah yang menjadikan mereka sempurna dalam kehambaannya. Yang kedua mereka tidak mempunyai rasa takut selain pada Allah Swt, karena mereka itu adalah    الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ , orang-orang yang beriman.
Tidak sedikitpun mengambil atsar (merasa ada yang bisa member efek psoitif danalam mendatangkan kebaikan atau menolak keburukan) dari sesuatu selain Allah. Beliau-beliau bisa membedakan mana dorongan nafsunya, mana dorongan imannya. Beliau-beliau tidak tertipu dengan nafsunya sendiri, apalagi oleh Syaithan,

Beliau-beliau sangat  menjauhi kesyirikan, syirik kecilpun sangat mereka hindari. Misalkan disuatu subuh  turun hujan, adzan berkumandang hingga sholat tidak ada yang keluar untuk berjamaah. Setelah selesai sholat dia ngomong; ‘subuh-subuh di undang sholat sama Allah malah pada  tidur’. Tanpa dia sadari dia sudah terperosok pada syirik kecil, bangga dengan amalnya dan mengecilkan yang lain.  Padahal yang lain ada yang bekerja hingga larut malam, ada yang sakit, berat untuk bangun subuh awal.
Demikian pula ketika kita datang kesuatu daerah untuk ceramah, tuan rumah mengatakan kalau di daerah itu masih banyak orang yang meminum minuman keras. Pada waktu naik ke panggung dia ngomong; ‘ masa disini masih banyak orang  minum..’ dengan nada marah. Dia naik ke podium dengan amarah bukan dengan kasih sayang untuk menyadarkan orang lain.  Tanpa sadar dia telah mendahulukan amarahnya. Ibarat seorang tuan rumah yang menyuruh atau mempersilahkan minum kopi yang dihidangkan padahal kopinya sangat panas. Tapi jika mubaligh itu bisa memahami dan menguasai nafsunya maka akan menyampaikan dengan lemah lembut. Ibarat menyuruh minum kopi itu, menunggu setelah dingin dahulu. Karena dalam al Quran sendiri pelarangan dan penyadaran minum khomer itu secara bertahap. Tapi jika panas (mubaligh) dan panas (pendengar; karena tersinggung) apa jadinya dakwah itu.
Nah para wali-wali Allah Swt tidak mungkin seperti itu.  Para beliau paham mana dorongan nafsu dan mana dorongan kasih sayang atau niatan taat kepada Allah. Nafsu itu menurut imam Qusyairi ibara anak kecil, waktu masih kecil kencing sembarangan tetap lucu dan menggemaskan, membuat kita tertawa tetapi ketika makin tumbuh besar usia 6 tahun kencing sembarangan kan membuat ibunya marah.
Selanjutnya yang membuat mereka diangkat oleh Allah menjadi wali karena mereka selalu ingat pada Allah Swt. Nafsu itu jika dituruti akan terus meminta lebih. Jadi para wali-wali Allah sangat menjauhi ajakan nafsu itu.
Nah para wali Allah itu sendalnya saja tidak pernah maksiat apalagi kakinya,  kalau kita kaki kita terperosok kejurang maksiat apalagi sendalnya. Itu  pengandaian saja bagaimana beliau-beliau bisa menahan diri dari menuruti nafsu.
Para aulia menjaga matanya karena merasa disaksikan terus oleh Allah Swt, hatinya tidak pernah suudzon. Para wali-wali Allah lalai lupa sama Allah sekejap saja belia-beliau wajib taubat.  Mata dan mulut itu yang pertam kali busuk saat orang meninggal dunia.

Kunci berikutnya adalah taat kepada orang tuanya, sekalipun orang tua kita bodoh, beda agama sekalipun selama memberitahukan yang baik, ya ikuti. Jangan mentang-mentang beda agama kita bertindak sembarangan. Walaupun beda agama orang tua yang melahirkan kita tetap harus kita hormati. Lebih-lebih seagama. Termasuk mertua sekalipun.

Lihat seperti kisah Uwaisy Al Qarny, kenapa beliau di angkat menjadi wali. Karena taatnya beliau pada orang tua samapai beliau itu hidup pada jaman Nabi tapi beliau tidak pernah bertemu dengan Nabi Saw, karena kesibukannya mengurus ibunya yang sakit, dan siangnya beliau menggembala kambing. Bahkan beliau pernah menggendong ibunya dari Yaman sampai baitillah Al Haram untuk melakukan ibadah haji. Ditempat yang lain Rasulullah Saw, mewasiatkan kepada Sahabat Abu  Bakar untuk menyampaikan salam dan memberikan gamis dan mengamanatkan Sahabat Abu Bakar untuk memintakan doa dari Uwais. Bayangkan Rasulullah Saw sangat tawadhu’nya meminta doa dari Uwais, seoang makhluk paling utama, dan para penghulu dari para Nabi. Meminta doa yang hakikatnya untuk umat, karena beliau sendiri sudah lebih-lebih. Ini pelajaran untuk kita agar rendah hati.
Pada masa Sahabat Abu Bakar belum bisa ditemukan, dan amanat Rasulullah Saw itu baru  bisa disampaikan pada masa Sahabat Umar menjadi Khalifah, beliau sendiri dan Sayidina Ali yang menyampaikan salam dan titipan Rasulullah Saw itu. Karena dalamnya ma’rifatnya Uwais Al Qarni beliau mengenal siapa saja yang datang menghapirinya; katanya: Asalam Alaik Umar bin Khatab amirul mukminin, asalam alaika  Amirul Mukminin Arabi’ Ali bin Abi Thalib. Itu Karena dalamnya ma’rifatnya beliau padahal belum pernah saling bertemu. Karena taatnya pada orang tua Uwais kenal dengan Allah. Karena taatnya pada orang tua Uwais diangkat menjadi wali, bahkan sayid at tabiin. Karena taat dan hormatnya Uwais sampai mendapatkan gamisnya (pakaian) dari Rasulullah Saw Padahal tidak pernah bertemu Beliau SAW

Yang kedua adalah taat Uwais kepada gurunya yang mengenalkan dirinya kepada Allah Ta'alaa.  Guru yang  menuntuk menjauhkan dari kesyirikan. Mana yang menjadi sifat Allah dan mana yang bukan, dan guru yang mengenalkan pada mana yang halal dan mana yang haram. Dan beliau khidmah pada gurunya sehingga menjadi wali. Kita membaca dan mengaji tentang wali dalam kitab ini  bukan untuk menjadi wali tapi untuk meniru mereka, dalam tingkah laku. Mudah-mudahan kita mendapatkan keberkahan doa belia-beliau, dan juga keturunan-keturunan kita semua. Inysa Allah doa yang kita mohonkan pada Allah pada akhir majlis akan di Ijabah oleh Alla Swt. Wallah A’lam. (Fdi/Tsi) 

source: 

KATA - KATA BIJAK SANG SUFI, AL ARIF BILLAH MAULANA HABIB LUTFI PEKALONGAN (BAG. I)


"Perselisihan para ulama fiqih ibarat biji mangga, tumbuh bercabang kemudian menumbuhkan ranting, dari ranting kemudian muncul dedaunan dan buah - buahan yang memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda"

"Rahasia Allah terletak pada makhluk-Nya"

"Sesama wali qutub meski memiliki pangkat kewalian yang sama tetapi memiliki sirr atau rahasia yang berbeda, salah satu hikmahnya adalah agar tidak ada kecemburuan di antara makhluk Allah"

"Jangan sekali - kali melupakan guru yang telah mengenalkanmu dohir - dohir syariat terlebih guru mursyidmu yang telah membimbingmu menuju Allah, salah satu sebab kenapa aku memperoleh derajat terhormat saat ini adalah karena aku sangat menghormati guru-guruku"

"Rizki itu ada dua, Tajrid dan Kasbi, rizki Tajrid diperoleh tanpa melalui ikhtiar, inilah karunia yang Allah berikan kepada para Auliya' (kekasih Allah) sedang rizki Kasbi didapat melalui proses ikhtiar"

"Rizki itu ibarat tangki mobil, sudah ada takarannya, gak bisa dilebihkan atau dikurangi, kalau dilebihkan bisa-bisa luber dan kalau dikurangi bisa-bisa pengemudi tidak sampai ke tujuan"

"Jangan kau akui keilmuwan seorang alim yang suka mencerca para Auliya dan ulama"

"Qona'ah dan Zuhud adalah pakaian tani yang kita gunakan untuk menggarap lahan di sawah, pelindung dari kotoran-kotoran dan lumpur yang bisa menodai tubuh kita kala menggarap lahan, begitulah kaum sufi memandang dunia, mereka tetap bekerja, ikhtiar mencari rizki dengan bersikap Qona'ah dan Zuhud agar kotoran dunia tidak mengotori hati mereka yang bersih"

"Anda keliru jika menyangka para ulama sufi tidak kaya, Al Imam Abul Hasan Asy Syazali memiliki empat ekor kuda paling mahal di masanya, kereta kudanya memiliki dua roda yang dihiasi mutiara dan batu mulia, tapi tidak sedikitpun kemegahan kereta kuda itu mengisi relung hatinya, bahkan ketika ada orang yang takjub akan kemegahan kereta kudanya dan sangat menginginkan apa yang dimiliki sang sufi, Asy Syazali lantas memberikan kereta kudanya untuk orang tersebut"

"Tidak usah memikirkan kekeramatan, yang penting kalian mendalami sekaligus mengamali secara benar dohir-dohir syariat"

"Aku tidak pernah belajar komunikasi dengan arwah di alam barzakh, aku bisa karena memiliki mahabah kepada meraka, ilmu seperti itu tidak usah dipelajari, berbahaya, karena kalian belum bisa membedakan mana arwah para wali dan mana arwah yang merupakan jelmaan iblis"

"Hikmah di balik tanaman yang diletakan di atas kuburan adalah untuk meringankan azab si ahli kubur karena selama tanaman itu masih hijau, dia bertasbih memuji-Nya, hal inilah yang menjadi sebab turunnya rahmat diringankan siksaan si ahli kubur"

"Kasih sayang seorang wali itu sama seperti kasih sayang seorang ibu kepada anaknya, bahkan mereka rela menanggung azab yang turun di umat mereka, begitulah sifat para auliya"

(di sarikan dari pengajian rutin Al Arif Billah Maulana Habib Lutfi Pekalongan selama ramadhan 1434 H)




MACAM MACAM TINGKATAN NAFSU



Pertama nafsu amarah (akan selalu menyeru berbuat jahat, Surat Yusuf ayat 53) adalah tingkatan nafsu manusia yang terendah: sifat dan watah manusia pada tingkat ini sangat buruk. Ciri-ciri (QS 10:53): orangnya gampang tersinggung, selalu marah-ma­rah, merasa benar sendiri atau tidak mau kalah, dendam, ringan tangan, nafsu seksual tidak terken­dali, tidak ada pengendali dalam diri (norma/etika). 

Kedua, nafs law­wamah (pencela/Surat Al Qiyamah ayat 2), yang setingkat le­bih baik daripada nafs amarah, tapi, diri belum stabil, karena terkadang ia/dia kembali jatuh ke tingkat nafsu amarah. Ciri-ciri (QS 75:2): tidak stabil, setelah menjadi baik, bahkan mengajak orang untuk baik, setelah ada ujian/godaan sedikit saja masih kembali ke asal (maksiat)/tidak sabar.

Ketiga, nafsu mulhimah, adalah telah cukup mengetahui tentang kebenaran (al-haq) dan kesalahan (al-bathil), tapi, belum mampu untuk melaksanakan dengan/secara baik karena kelema­han­nya. Ciri-cirinya (QS 91:8): telah mengetahui kebathilan dan atau kemaksiatan tapi tetap mela­ku­kannya dengan kesadaran, telah mengetahui kebenaran tapi, tidak ada kemauan melaksanakannya. 

Keempat, nafsu muthmainah (te­nang, Surat al-Fajr ayat 27-28), pada tingkatan ini orang telah dijanjikan Allah SWT masuk ke dalam surga-Nya. Ciri-cirinya (QS 89:27-30): Jiwa tenang, kem­bali kepada Rabbnya dengan hati puas, kepribadian mantap menger­jakan perintah Allah, mening­gal­kan larangan, tak mudah ter­penga­ruh/istiqamah. 

Kelima, nafs radhiah, pada tingkatan ini ma­nusia setingkat di atas nafs mu­thmainah,ditambah rasa ikhlas/penyerahan diri total pada Allah, kesusahan/musibah/tantangan menjadi nikmat baginya. Ciri-ciri (QS 2:45; dan QS 3:146): penuh ketakwaan, menerima segala ujian/musibah/tantangan dgn keikhlasan dan penuh kesabaran (tidak lemah, tidak lesu dan tidak menyerah).

Keenam, nafsu mardhiah, pada tingkatan ini manusia berada setingkat lagi di atas nafsu radhiah. Baginya, sesuatu yang sunnah dilaksanakannya seakan ibadat itu juga yang (nyaris sama de­ngan) diwajibkan dan memperla­kukan hal-hal yang subhat sebagai haram. Ciri-cirinya (QS 3:104; dan QS 19:97): Semua yang dimi­li­ki pada tingkatan nafsu radhiah ditambah mempunyai daya me­lak­sanakan/menegakkan amal ma’ruf nahi dan mungkar secara sejati, menjadi pemberi peringa­tan dan atau berita gembira. 

Ketujuh, nafsu kamilah. Manusia pada tingkatan nafsu yang sem­pur­na, ini hanya dimiliki oleh setingkat para Nabi dan para Rasul: nafs yang sudah berada pada tingkat penyerahan diri secara totalitas dengan pengabdian pada Allah. Ciri-ciri (QS 3:110; QS 33:21): memiliki sifat utama para Nabi/Rasul: siddiq (jujur/benar), amanah(dipercaya), fathonah (cerdas), dan tabligh (menyam­pai­kan).

Rabu, 10 Juli 2013

WAJIBKAH BERTORIQOT?

APA ITU THORIQOH
Thoriqot adalah suatu sistem untuk menempuh jalan yang pada akhirnya mengenal dan merasakan kehadiran Allah dalam kehidupan sehari-hari dan menjadikan keadaan seseorang dapat bermusyahadah dengan matahatinya .
Jika kita ingin ke Al Fitroh kedinding, kita benar-benar tidak tahu dimana Al Fitroh kedinding itu berada, naik bus atau sepeda kesana.
Jika kita memaksa juga tanpa pemandu ingin ke Al Fitroh kedinding pasti nyasar, juga tanpa kedaraan yang memadai dan tepat apakah kita dapat sampai kesana ? kadang2 kita tertipu dan ditipu(udah nyasar kesasar lagi)
Yang bagus adalah kita dipandu, diantarkan oleh pemandu yang sudah tahu Al Fitroh kedinding dan tahu jalan menuju Al Fitroh kedinding apalagi ditambah dengan kendaraan yang bagus dan tepat yang terpenting adalah mbonceng.
Dan seterusnya akhirnya kita bisa bolak balik ke Al Fitroh kedinding dengan lancar, karena sudah tahu Al Fitroh kedinding, kita bisa menjelajah Al Fitroh kedinding dan tahu banget Al Fitroh kedinding. Sehingga kelak jika ingin ke dan tinggal di Al Fitroh kedinding kita sudah bisa dan biasa.kadang bias mampir ke sunan ampel,maulana malik ibrahim,sunan giri dan lainnya.Begitulah perumpamaan yang diberikan yai

Di dalam kitab Tanwirul Qulub halaman 407 thoriqot itu adalah mengamalkan syari’at dan mengambil sesuatu yang paling penting, menjauhi sesuatu yang mudah atau ringan dari sesuatu tidak pantas disepelekan. Juga menjauhi hal-hal yang diharamkan dan dimakruhkan dan melaksanakan yang fardlu serta sunat-sunatnya sesuai kemampuannya yang dibimbing oleh seorang yang telah ma’rifat kepada Allah (guru mursyid).
Menurut para Alim Ulama ahli ma’rifat Thoriqot terbagi dua : 1) Thoriqot Suluk yaitu membersihkan nafsu dari segala kotoran dengan cara (thoriqot) riyadloh, puasa, tidak tidur (melek), uzlah, zuhud dengan bimbingan mursyid agar bisa mencapai setingkat demi setingkat kepada maqom (kedudukan) yang sempurna.
Bahkan menurut Imam Al Ghazali : “Barang siapa yang telah bertafaqur dalam masalah agama (memahami, mempelajari, mengamalkan agar mendapat ridlo Allah itu juga disebut thoriqot suluk). 2) Thoriqot Tabaruk yaitu murid mengambil dzikir dari guru mursyid agar hatinya tidak lupa kepada Allah, supaya diampuni dosa, jauh dari macam-macam lalai, selamat dari hal-hal yang dibenci syara, selamat dari perbuatan hina dan siksaan Allah sehingga sampai kepada tujuan yaitu hati bersih dan kembali menghadap Allah. Contoh Thoriqot Tabaruk ini seperti yang diamalkan di Pondok Pesantren Alfithrah yang dipimpin oleh Guru
Mursyid yang mulia Asy-Syekh Ahmad Asrori al Iqhaqi ra

Thoriqot, bukanlah aliran kepercayaan atau aliran kebatinan, tetapi thoriqot adalah bagian dari ajaran Agama Islam yang terpenting.
Sebagaimana sabda Rasullulah SAW :
“Asysyari’atu aqwaalii athoriiqotu af’aalii alhaqiiqotu ahwaalii alma’rifatu ro’sul maalii” (HR. Anas bin Malik). Artinya : “Syari’at itu ucapanku, thoriqot itu perbuatanku,hakikat itu keadaanku dan ma’rifat itu puncak kekayaan (batin)”. (HR. Anas bin Malik).
Dari semua Thoriqot itu ada yang benar dan salah. Thoriqot yang benar disebut Thoriqot Mu’tabaroh yaitu Thoriqot yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits dan sanadnya atau silsilahnya sampai kepada Rasullulah, sedangkan Thoriqot yang salah disebut Thoriqot Ghoyr Mu’tabaroh yaitu Thoriqot yang tidak saesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits dan sanadnya atau silsilahnya tidak sampai kepada Rasullulah.

“Orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami berikan (istidroj) (Kemanjaan yang berangsur-angsur akan menarik ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui - Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh”.QS.al-A’raaf/182-183.
Kalau demikian maka timbul pertanyaan: “Apakah melaksanakan thoriqoh—di dalam agama Islam—bagi umat Islam, merupakan suatu keharusan atau kebutuhan ?”. Jawabannya :
1. Bagi orang yang sudah mengenal thoriqoh tetapi belum dapat merasakan hasilnya maka pelaksanaan thoriqoh itu merupakan suatu keharusan.
2. Bagi orang yang sudah menyadari akan keharusan untuk berthoriqoh, karena mereka sudah dapat merasakan hasilnya maka pelaksanaan thoriqoh itu adalah kebutuhan.
3. Bagi yang belum kenal sama sekali tentang ilmu thoriqoh, maka mereka wajib mengenalinya sebagai bentuk kewajiban bagi setiap pribadi muslim untuk menuntut ilmu pengetahuan. Adapun yang dimaksud Thoriqoh, itu bias berarti hanya sekedar pengamalan ilmu dan iman, seperti melaksanakan sholat dhuha supaya rizkinya menjadi lapang atau membaca surat Waqi’ah yang diyakini dapat mendatangkan rizki umpamanya, dan bisa juga berarti melaksanakan thoriqoh secara
kelompok (jama’ah), seperti thoriqoh Qodiriyah wan Naqsyabandiyah atau kelompok thoriqoh yang
lainnya.
Orang mengerti dan percaya(iman) bahwa sholat dhuha dapat melapangkan rizki, kemudian mereka menjalankanya dengan dawam (istiqomah), dengan harapan (tujuan) supaya rizkinya mendapatkan
kelapangan dari Allah Ta’ala, maka pelaksanaan amal tersebut namanya thoriqoh (jalan). Yang demikian itu, supaya amal tersebut dapat menghasilkan kemanfaatan yang optimal sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu, bagi orang yang sudah membutuhkan “hasil yang
diharapkan” dari pelaksanaan sholat dhuha tersebut, maka pelaksanaan sholat dhuha itu menjadi keharusan baginya. Sebab, tanpa pelaksanaan amal tersebut, tidak mungkin seseorang mendapatkan apa-apa yang diharapkan dari Allah Ta’ala.
Demikian pula orang yang melaksanakan thoriqoh secara berkelompok. Ketika mereka membutuhkan dari hasil thoriqoh yang dijalani tersebut, yakni cemerlangnya matahati supaya dapat
bermusyahadah kepada Allah Ta’ala, supaya dapat berma’rifat dan mencintaiNya, maka pelaksanaan thoriqoh baginya adalah keharusan. Mereka harus melaksanakan thoriqoh itu supaya apa-apa yang dicita-citakan dapat terwujud.
Adapun orang yang sadar akan keharusannya untuk melaksanakan thoriqoh. Karena mereka mengetahui bahwa satu-satunya jalan untuk meningkatkan syari’at yang dimiliki supaya dapat mencapai hakikat yang diharapkan—menghasilkan keyakinan dari apa-apa yang sudah diimani dalam hatinya—hanyalah dengan jalan berthoriqoh, maka berthoriqoh merupakan kebutuhan yang mutlak baginya. Oleh karena itu, hanya orang-orang yang tidak mengerti tentang thoriqoh saja, mereka tidak mengerti bahwa untuk mencapai segala harapan hidupnya harus dengan jalan amal—seperti sebuah pepatah mengatakan, tidak kenal maka tidak sayang—kadang-kadang malah mereka menolak berthoriqoh. Mereka menolak sesuatu yang seharusnya penting untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri, ironisnya, mereka bahkan menganggap orang yang melaksanakan thoriqoh adalah kelompok yang berbuat bid’ah dan syirik. Akibatnya, orang yang demikian itu hidupnya selalu dalam keraguan. Sedikitpun mereka tidak mempunyai keyakinan, baik dalam bicaranya, amal perbuatannya dan juga prinsip-prinsip hidupnya.
Sebagian dari mereka bisanya hanya menyalahkan perilaku orang lain tanpa tahu bahwa jalan hidupnya sendiri sesungguhnya salah. Apakah orang dapat mencapai kepada yang diharapkan tanpa harus berusaha?, padahal semua orang memaklumi bahwa setiap usaha pasti ada jalannya, maka yang dimaksud “jalan usaha” itulah yang dinamakan thoriqoh. Rasulullah bersabda dalam satu haditsnya: “Syari’at itu adalah ucapanku, thoriqoh itu adalah perbuatanku dan hakikat itu adalah keadaan hatiku”.
Oleh karena itu, syari’at, thoriqoh dan hakikat seharusnya menjadi suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dalam hidup manusia. Ilmu syari’at adalah ibarat bibit tumbuhan, pelaksanaan thoriqoh
dan mujahadah ibarat menanam bibit-bibit dan menggarap tanah, sedangkan ilmu laduni atau ma’rifatullah adalah buah yang setiap saat dapat dipetik dari tanaman yang sudah tumbuh subur:
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) kelangit - pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.”. QS.Ibrahim/24-25.
Walhasil, bagi orang yang mengenal dirinya sendiri, mengenal hak dan kewajibannya sebagai seorang hamba yang harus mengabdi kepada Tuhannya, mengenal kebutuhan hidupnya, mengenal tujuan hidup yang harus ditempuh dan dijalani, mengenal harus bagaimana dan untuk apa hidup dan mati ini diciptakan, mengenal tahapan-tahapan kehidupan yang sudah dan akan dijalani, maka pelaksanaan thoriqoh—baik sebagai pelaksanaan ilmu dan iman maupun secara kelompok—adalah kewajiban dan sekaligus kebutuhan hidup yang harus dijalankan bagi setiap individu orang yang beriman, baik untuk keberhasilan hidupnya di dunia maupun di akhirat. Orang yang demikian itu dinamakan orang yang “ma’rifatullah”, ma’rifat (mengenal) dirinyasendiri dan mengenal urusan Tuhannya.
Tujuan Thoriqot
Salah satu tujuan kita berthoriqoh, yaitu bagaimana kita mampu menyepuh karakter manusiawi kita yang kurang terpuji menjadi akhlakul karimah. Tanpa pencapaian tersebut berarti kita belum mampu menduduki maqom ‘kholifah Alloh di muka bumi’, berarti pula kita belum mendapatkan potensi untuk meneruskan pancaran do’a guru-guru mursyid kita kepada keluarga kita dan sesama ikhwan thoriqoh. Untuk tujuan inilah maka secara khusus seorang guru mursyid mengangkat imam-imam khususi. Jadi, kedudukan imam khususi itu ibarat talang untuk mengalirkan air (masyrob/minuman ruhaniah) yang dipancarkan guru mursyidnya untuk menyirami bibit yang sudah ditanamkan guru mursyid tersebut di dalam bumi ruhani murid-mirudnya. Secara khusus setiap khususi, air masyrob itu dialirkan oleh imam khususi kepada jamaah yang dipimpinnya. Demikian beratnya tugas seorang imam khususi, makanya imam khususi tersebut harus dipilih langsung oleh seorang guru mursyid. Karena hanya guru Mursyid yang tahu, apakah orang tersebut mempunyai kemampuan atau tidak.
Pencapaian karakter kholifah tersebut manakala sifat-sifat manusiawi yang bisa menyebabkan rasa pemusuhan dalam hati kita sudah tercabut sehingga hati kita mampu menebarkan rasa persaudaraan fillah. Artinya, mampu memandang musuh dan teman dalam porsi yang sama, sama-sama disayangai sebagaimana orang menyayangi saudara kandung sendiri. Itulah karakter surgawi yang digambarkan Alloh dalam firman-Nya: ”Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan”(QS.al-Hijr/47)
Jika orang berthoriqoh belum mampu mencapai hal tersebut, berarti dalam hati kita masih ada yang harus kita waspadai, barangkali di dalamnya masih terselip sifat hasud yang mematikan. Dari sifat hasud inilah yang akhirnya bercabang pinak menjadi kebiasaan-kebiasaan buruk yang bisa menyebabkan matahati kita menjadi buta dan mati. Wal Iyadzu Billah.
Ketika amaliah thoriqoh kita sudah menunjukkan tanda-tanda ada hasilnya, yakni hati kita sudah mulai ditumbuhi rasa cinta, terutama kepada guru-guru dan kepada sesama ikhwan. Untuk menguatkan pencapaian tersebut, maka ujian diadakan oleh Alloh. Sebagai tarbiyah azaliyah, kita dihadapkan dengan romantik fenomena yang terkadang tidak selalu menyenangkan hati kita. Alloh menegaskan sistem ujian ini dengan firman-Nya:”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? - Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.(QS.al-Ankabut/2-3).
Untuk efektifnya sistem tarbiyah Ilahiyah tersebut, maka tradisi ghosip mahal di kalangan kita itu memang harus ada. Namun demikian, jika kita tidak mampu menyikapi hal tersebut dengan arif, maka kita sendiri yang merugi, ndak pernah naik kelas tingkatan. Adapun para pelaku ghosip tersebut, kan itu saudara kita sendiri, seperti di dunia kalangan Maha Siswa itu lo, para senior kan mendapatkan kesempatan ‘melonco’ para uniornya. Meminjam istilah Gus Dur, gitu saja kok repot…….
Kalau ada pertanyaan: “Apakah orang yang suka menggosip itu tidak berdosa”. Jika hasil akhir dari perbuatan dosa tersebut berupa kebaikan, maka apa saja bentuknya berarti hakekatnya kebaikan, jika perbuatan tersebut mampu menjadikan orang menjadi baik, maka dia ikut mendapatkan bagian dari kebaikan tersebut. Seperti dokter itu lo, meski setiap hari pekerjaannya selalu menyakiti pasiennya dengan obat maupun injeksi, oleh karena tujuannya baik maka para Dokter itu mendapatkan penghargaan tinggi di masyarakat.
Untuk supaya kita selalu dapat menyikapi fonomena tersebut dengan pandangan positif, hal itu tentunya ada kunci rahasianya, yakni kita harus mampu selalu berkhusnudz-dzon kepada Alloh SWT. Maksudnya, apa saja yang sedang terjadi di hadapan kita, kita harus yakini bahwa itu merupakan kebaikan yang didatangkan Alloh untuk kita. Jika kita mengetrapkan perasaan seperti itu secara spontan belum mampu, maka fungsi khususi kita pergunakan. Dalam khususi itu perasaan yang tidak enak tersebut kita lebur dalam samudera rahasia kepedulian dan do’a-do’a guru Mursyid kita yang sudah kita yakini mampu mengobati penyakit hati kita. Kehilafan para ikhwan itu kita maafkan di hadapan Alloh serta kita mintakan ampunan kepada-Nya. Kita yakin bahwa mereka itu di akhirat nanti akan menjadi saudara kita yang abadi.
Itulah hakekat mujahadah di jalan Alloh. Hasil dari mujahadah tersebut, awalnya terkadang terjadi gejolak dalam dada kita, ada perasaan panas dingin yang membakar hamparan isi dada kita. Itulah bentuk proses pembakaran hijab yang menyelimuti langit dada seorang hamba yang sedang menempa jiwa di Kawa Candradimuka.
Ketika proses pembakaran itu menunjukan hasilnya, maka seketika hamparan dada kita menjadi lapang, karena saat itu nur Alloh telah didatangkan sehingga yang asalnya samar menjadi cetto welo-welo, yang asalnya tidak faham menjadi faham. Jika gejala ini sudah bisa kita rasakan, maka kita wajib bersyukur, karena itu merupakan pertanda bahwa perjalanan panjang dan melelahkan itu sudah menampakkan buahnya. Jika anda tahu rahasia ini maka anda akan yakin bahwa tradisi ghosip itu memang kita butuhkan dalam komunitas kita. Silahkan mencoba, menjadi tukang ghosip atau yang dighosipi, he he he.
Maaf ya teman-teman, barangkali saya ini Cuma ‘jarkoni’, bisa ujar tapi belum bisa ngelakoni. Tetapi ini adalah ilmu pengetahuan, jika kita jadikan tuntunan dan kita bersungguh-sungguh dalam mengetrapkan, insya Alloh pertolongan akan didatangkan. Sepanjang kesempatan masih terbuka, maka kita wajib menempa jiwa. Batasnya adalah pintu kematian, semoga kita menemukan kebahagian di sana. Amin Ya Rabbal Alamiin, (Malfiali).

Sumber: http://jamaahalkhidmahjombang.blogspot.com/

Selasa, 09 Juli 2013

PENGAJIAN RUTIN RAMADHAN 1434 H AL ARIF BILLAH HABIB LUTFI PEKALONGAN



Di bulan Suci Ramadhan tahun ini akan diadakan pengajian Ramadhan kembali, kegiatan dilaksanakan dari tanggal 1-26 Ramadhan. 

Kegiatan; 


Bakda Tarawih 
(20.30 - 23.30 WIB) 
Hadits, Tafsir dan Tarikh 
Oleh Maulana Habib Luthfi bin Yahya 

Bakda Tarawih Selepas Pengajian Abah Lutfi
(23.30 - 02.00 WIB) 
"Risalah Untuk Kaum Muslimin"
Karya Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas
Oleh Habib Ismail Fajrie 
(di mulai hari selasa 23 Juli 2013 M / 14 Ramadhan 1434 H)

Bakda Subuh 
(05.30 - 09.00 WIB) 
Sejarah Walisongo 
oleh Maulana Habib Luthfi bin Yahya 

Mohon di share yah .....

CATATAN

- pengajian bersifat umum, gratis dan tidak mengikat

- bagi penuntut ilmu yang datang dari luar kota pekalongan bisa menginap di gedung Kanzus Sholawat, tidur, mandi, cuci, kakus gratis yang penting jaga kebersihan

- untuk berbuka kalau mau gratis bisa berburu takjil di masjid agung kota pekalongan atau masjid waqaf dekat rumah Habib Bagir, buat yang punya duit bisa beli sendiri di warung sekitar gedung Kanzus

- tarawih dilaksanakan di gedung Kanzus di pimpin Menantu Abah yakni Habib Ali Zaenal Abidin bin Segaf Assegaf suami Syarifah Ummu Hanna binti Al Arif Billah Habib Muhammad Lutfi, abis tarawih ada kopi Jahe + singkong rebus gratis

Selamat belajar .....

Mengapa Laporan dari Cakung Ditolak?




Tim rukyat Husainiyah Cakung mengaku berhasil melihat hilaal pada Senin 8 Juli 2013 pukul 17:52 WIB di titik observasi mereka, di kawasan Cakung (Jakarta). Mereka (terdiri dari tiga orang) mengaku menyaksikan hilaal selama 1,5 menit dengan mata saja (tanpa alat bantu optik). Namun laporannya kemudian tidak diterima dalam forum sidang isbat penetapan awal Ramadhan 1434 H di Indonesia.

Mengapa ditolak? Sederhana saja. Karena pada jam dan menit yang mereka nyatakan sebagai saat hilaal terlihat, ternyata Bulan sudah terbenam alias tidak lagi berada di atas cakrawala. Jadi tidak butuh analisis yang rumit-rumit untuk menyatakan bahwa obyek yang mereka lihat jelas bukan Bulan.

Simulasi berbasis Starry Night (yang telah terbukti akurasinya kala dibandingkan dengan fenomena alamiah seperti gerhana Matahari dan Gerhana Bulan) dengan titik amat Jakarta pada elevasi 10 m dari paras air laut rata-rata menunjukkan, saat sebagian Matahari mulai memasuki cakrawala barat (pada pukul 17:45 WIB), di langit Jakarta memang masih ada Bulan, meski ketinggiannya sangat rendah. Dan Bulan kemudian menyusul terbenam sempurna pada pukul 17:48 WIB. Sehingga jika ada yang menyatakan melihat hilaal pada pukul 17:52 WIB dan penglihatan berlangsung selama 1,5 menit (yang berarti terjadi antara pukul 17:50 hingga 17:52 WIB), maka jelas, bukan Bulan yang mereka lihat.

Sebagai pembanding dari tim Husainiyah ini, pada titik rukyat Cakung juga terdapat dua tim rukyat lain yang berbeda, masing-masing dari Kementerian Agama dan LAPAN. Kedua tim memperlengkapi diri dengan teleskop berpenjejak otomatik dan instrumen-instrumen pendukung. Namun keduanya melaporkan, tak ada obyek yang serupa seperti yang dilihat tim lainnya. Ini sekaligus sebagai verifikasi bahwa apa yang disaksikan tim Husainiyah bukanlah Bulan. 

BI Optimistis Inflasi 2013 Terjaga di Level 4,5 persen



JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) akan fokus menjaga stabilitas angka inflasi. Sebab, pasca kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, inflasi diperkirakan akan melonjak.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengapresiasi langkah pemerintah untuk menjaga stabilitas inflasi. Sebab kenyataan angka inflasi terealisasi lebih rendah dari perkiraan BI semula.
"Yang utama sekarang kita fokus pada inflasi. Kita sambut baik respon yang dilakukan pemerintah dan pemerintah daerah, jadi kita juga bisa berkoordinasi dengan pemerintah, kita fokus mengendalikan inflasi," kata Agus, Jumat (5/7/2013).
Agus mengharapkan, inflasi akhir tahun ini masih bisa terjaga di level 4,5 plus minus 1 persen. Meskipun, laju inflasi berpotensi bisa mencapai 7,2 persen hingga 4 bulan terhitung sejak kenaikan harga BBM bersubsidi.
Sementara itu pada Juni 2013, laju inflasi hanya sebesar 1,02 persen, lebih rendah dari prediksi BI semula 2 persen, sedangkan inflasi tahunan (yoy) sudah mencapai 5,90 persen.
Sebelumnya, Agus memperkirakan inflasi bulanan yang melonjak akibat respon kenaikan harga BBM bersubsidi ini akan berjalan selama tiga bulan ke depan.
"Dengan adanya kenaikan harga BBM ini, inflasi bulanan (mom) akan naik di tiga bulan pertama. Mulai Juni akan ada inflasi di atas 2 persenan," kata Agus.
Menurut Agus, kenaikan inflasi bulanan pasca kenaikan harga BBM bersubsidi ini akan terus menurun hingga Agustus mendatang. Bersyukur pemerintah akan memberikan paket dana kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi selama empat bulan. Imbasnya, Agus mengatakan inflasi tersebut tidak akan terasa dampaknya bagi masyarakat miskin.
"Di bulan keempat akan hilang dampak inflasinya. Tapi secara tahunan, inflasi akan tetap 7,2 persen," tambahnya.
Kendati kecenderungan inflasi melonjak, bank sentral belum akan menaikkan suku bunga acuannya (BI rate) ke depan. Sebab, baru saja BI merilis kenaikan BI rate dan deposit facility (Fasilitas Simpanan BI atau Fasbi) sebesar 25 bps masing-masing 6 persen dan 4,25 persen.
"Soal kenaikan BI rate nanti, tidak. Kita merespon itu tentu dalam hal bauran kebijakan termasuk makro prudential dan moneter kita. Memang salah satu instrumennya adalah BI rate," jelasnya.
sumber : 
 
Editor : Bambang Priyo Jatmiko
 
Penulis :Didik Purwanto, Jumat, 5 Juli 2013 | 14:45 WIB 
 

BBM NAIK, INFLASI NAIK


Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.[1] Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.

daftar inflasi Indonesia 
ane kutip dari situs Bank Indonesia
 
LAPORAN INFLASI (Indeks Harga Konsumen)
Berdasarkan perhitungan inflasi tahunan
 
Grafik Time Series Grafik Timeseries
Bulan Tahun Tingkat Inflasi
Juni 20135.90 %
Mei 20135.47 %
April 20135.57 %
Maret 20135.90 %
Februari 20135.31 %
Januari 20134.57 %
Desember 20124.30 %
November 20124.32 %
Oktober 20124.61 %
September 20124.31 %
Agustus 20124.58 %
Juli 20124.56 %
Juni 20124.53 %
Mei 20124.45 %
April 20124.50 %
Maret 20123.97 %
Februari 20123.56 %
Januari 20123.65 %
Desember 20113.79 %
November 20114.15 %

Kamis, 04 Juli 2013

KONDISI UFUK TEMPAT RUKYATUL HILAL DI CAKUNG

Menanggapi permintaan kawan kami Zaenuri dari Donggala, Sulawesi Tengah, mengenai Lajnah Falakiyah Al Husiniyah Cakung, kami sajikan kutipan yang kiranya bisa sedikit membuka pemahaman mengenai rukyatul hilal di Cakung, Selamat menikmati (sekedar catatan, data sekaligus gambar dibuat medio 2010-an, mungkin akan ada banyak perubahan mengenai kondisi Cakung saat ini) 

Ini alat yang di pake ma Tim LF Al Husiniyah, 
cuma patok kayu, fungsinya mirip gawang lokasi
ada di lantai atas gedung

Klo ini depan rumah KH. A. Syafi'i Abdul Hamid
disebelahnya ada gedung tempat rukyatul hilalnya

 Ini kondisi ufuk disana, cerah pi bnyak gedung2 besar, 

kelebihannya 

- lokasi lebih rendah dri permukaan air laut sehingga bag bawah piringan hilal 
yang terlihat lebih lebar, padahal kt pak thomas dr LAPAN, ketinggian tmpat tdk 
memiliki pngruh terhdap kberhasilan rukyat pi kondisi langitlah yg memiliki pngaruh bagi keberhasilan rukyat

- cerah dan memiliki area pandang yang luas, pi kalo dilihat sana sini banyak gedung
pencakar langit dan polusi cahaya

Klo ini dulunya sawah, tempat rukyat 
alm. KH. Abdul Hamid dan KH. M. Muhajirin Amsar 
sekarang jadi pabrik astra

Semoga bisa menjadi bahan acuan .. kawan




KUTIPAN WAWANCARA DENGAN KH. A. SYAFI'I ABDUL HAMID, KETUA LAJNAH FALAKIYAH AL HUSINIYAH CAKUNG

Menanggapi permintaan kawan kami Zaenuri dari Donggala, Sulawesi Tengah, mengenai Lajnah Falakiyah Al Husiniyah Cakung, kami sajikan kutipan yang kiranya bisa sedikit membuka pemahaman mengenai rukyatul hilal di Cakung, Selamat menikmati (sekedar catatan, data sekaligus gambar dibuat medio 2010-an, mungkin akan ada banyak perubahan mengenai kondisi Cakung saat ini)


  1. Sejak kapan pelaksanaan rukyat di Cakung diadakan?
Pelaksanaan rukyat di Cakung dimulai sejak tahun 1936 yang dipimpin oleh Alm. K.H. Muhammad Muhajirin Amsar dan sejak tahun 1947 diteruskan oleh murid-murid beliau yaitu Alm. K.H. Abdul Hamid, Alm. K.H. Abdul Halim N.H., Alm. K.H. Abdullah azhari, Alm. K.H. Abdus Salam N.H. dan lainnya.

  1. Kapankah Lajnah Falakiyah Al Husiniyah didirikan?
Lajnah Falakiyah Al-Husiniyah, Cakung Barat, Jakarta Timur didirikan oleh K.H. Abdul Hamid, bersama sepupunya K.H. Muhajirin (pendiri Pondok Pesantren An Nida, Bekasi), bersama ulama-ulama lain, seperti K.H. Dzinnun, K.H. Abdullah Azhari, K.H. Abdul Salam, serta K.H. Abdul Halim sekitar lima puluh tahun yang lalu atau akhir tahun 50-an. Sebagian ulama tersebut menguasai ilmu falak (ilmu astronomi).

  1. Apa jabatan pak kiyai di Lajnah Falakiyah Al Husiniyah?
Saya menjadi ketua di Lajnah Falakiyah Al-Husiniyah menggantikan kakak saya yang sudah meninggal KH. Ahmad Taufiq Abdul Hamid

  1. Siapa saja pendiri Lajnah Falakiyah Al Husiniyah?
KH. Abdul Hamid, KH. Dzinnun, KH. Abdullah Azhari, KH. Abdul Salam, KH. Abdul Halim, Alm. KH. Abdul Hamid, Alm. KH. Abdullah azhari, Alm. KH. Abdus Salam N.H. Alm. KH. Abdussalam Husain, Alm. KH. Abdurrahim Husain, Alm. KH. Ahmad Taufiq Abdul Hamid, Alm. KH. Kholil Abdurrahim, Alm. KH. Husain bin H. Naian dan Alm. KH. Ahmad Syafi'I bin Jirin                             

KUTIPAN WAWANCARA DENGAN UST. NURYAZID PENGURUS LAJNAH FALAKIYAH AL HUSINIYAH CAKUNG

Menanggapi permintaan kawan kami Zaenuri dari Donggala, Sulawesi Tengah, mengenai Lajnah Falakiyah Al Husiniyah Cakung, kami sajikan kutipan yang kiranya bisa sedikit membuka pemahaman mengenai rukyatul hilal di Cakung, Selamat menikmati (sekedar catatan, data sekaligus gambar dibuat medio 2010-an, mungkin akan ada banyak perubahan mengenai kondisi Cakung saat ini)


  1. Bisa mohon diterangkan latar belakang pendidikan bapak dan darimana saja bapak belajar falak?
Saya dulu kuliah di IAIN (kini menjadi UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat, Jakarta tapi nggak selesai, kalau ilmu falak saya belajar falak kepada paman saya KH. Ahmad Zainun, BA. Seorang pakar hisab alumnus IAIN (kini menjadi UIN) Sunan Kalijaga, Jogjakarta sekaligus salah satu pendiri LF Al Husiniyah Cakung. Selain hisab Sullam an-Nayyiroin saya juga mempelajari Iqodzun Niyam, Khulashoh al-Wafiyah, Badi’at al-Mitsal, Ittifaq Dzat al-Bain, Irsyad al-Murid, Fath Rouf al-Mannan, Almanak Nautika dan New Comb. Hisab New Comb saya peroleh sewaktu belajar di Sukabumi sedangkan Ittifaq Dzat al-Bain dan Irsyad al-Murid saya peroleh sewaktu belajar di Gresik kepada alm. KH. Hasan Basri Sa’id.

  1. Apa peran ustadz di Lajnah Falakiyah Al Husiniyah?
Saya hanya kebagian jatah perhitungan atau hisab manual sedangkan Ust. Lukman mengurusi masalah pemrograman komputer dan teropong termasuk pembuatan dan penyusunan website atau situs LF Al Husiniyah Cakung karena kebetulan dia programmer alumni fak. Teknik Informatika UIN. Syarif Hidayatullah, Ciputat, Jakarta. Adapun Ust. Rojali yang sekarang menjadi mekanik teropong di Planetarium Jakarta kebagian jatah memprogram teropong dan hisab atau perhitungan manual. Intinya saya gak berani ngeluarin teropong kecuali mereka berdua (ust. Lukman dan Ust. Rojali).

  1. Omong-omong apa Ustadz membuka pengajian juga?
Saya juga ngajar kitab falak Sullamun Nayyiroin dan hadits Sunan Abu Daud hari Minggu, Selasa dan Kamis di rumah saya dan majlis ini (majlis taklim al Husiniyah). 

  1. Disamping rukyatulhilal dengan bantuan patok kayu Apakah Lajnah Falakiyah Al Husiniyah juga menggunakan bantuan alat lain?
Disamping dengan bantuan patok kayu kami juga menggunakan teropong hasil sumbangan dari Depag (sekarang Kemenag) dan laptop untuk memprogram sumbangan dari salah satu calon anggota dewan tapi kedua alat itu jarang digunakan. Kami lebih sering menggunakan patok kayu.

  1. Kenapa jarang menggunakan teropong atau teleskop?
Karena ketinggian hilal 5º di Indonesia tidak bisa dilihat dengan teropong seperti yang saya dengar dari bapak Cecep Nurwendaya sewaktu seminar di Islamic Centre.

  1. Bisa dijelaskan merek dan spesifikasi teropong yang dipakai?
Lebih rincinya saya kurang tahu tapi nanti bisa dilihat di lantai atas (ketiga). (beberapa menit setelah wawancara kurang lebih pukul 16.05.51 WIB pewawancara diajak narasumber Ust. Nuryazid dan ketua LF. Al Husiniyah KH. Ahmad Syafi’i Abdul Hamid ke lantai 3 untuk melihat teropong. Merek teropong tersebut Meade tipe Schmidt – Cassegrain f/10, diameter atau D = 203,2 mm, focal length atau F = 2000 mm dan teropong model lama buatan China tipe Coated Lens 750150, D = 150 mm, F = 750 mm).       

  1. Dimanakah sebenarnya letak geografis dan ketinggian sebenarnya Lajnah Falakiyah Al Husiniyah?
Sebenarnya Lajnah Falakiyah Al Husiniyah Cakung Jakarta Timur terletak dikoordinat -6º 59’ 38” LS dan 106º 56’ 30” BT (setelah pewawancara cek lintangnya agak keliru, koordinat lintangnya terletak di -6º 9’ 36” LS) terletak pada ketinggian -19 (setelah pewawancara cek lintangnya agak keliru, menurut pengukuran yang dilakukan Sriyatin Shodiq -9 meter) dari permukaan laut (dpl) bukan 28 meter dpl seperti yang tertera di situs Lajnah Falakiyah Al Husiniyah Cakung Jakarta Timur. Pencantuman 28 meter dpl semata-mata mengikuti ketinggian rata-rata kota Jakarta. Ketinggian -9 meter dari permukaan laut (dpl) sebenarnya membawa keuntungan tersendiri bagi kami terutama perukyat sebab logikanya semakin rendah posisi seorang pengamat dari permukaan laut maka piringan hilal yang bisa dilihat semakin lebar karena sudut yang terbentuk antara si pengamat dengan penampang piringan hilal semakin lebar.

  1. Tempat rukyat disini tidak seperti lazimnya tempat rukyat karena bertempat di gedung lantai 3 bukan di bibir pantai seperti Pelabuhan Ratu dan lain-lain, apa ada alasan tersendiri kenapa memilih tempat ini?
Banyak orang salah kaprah mengira tempat rukyat di laut lebih mudah daripada di darat padahal tempat rukyat di laut ada potensi terjadinya fatamorgana dan pembiasan cahaya akibat persinggungan sinar matahari dan horison atau ufuk di bibir pantai. Disamping itu posisi ufuk datar yang datar malah menyulitkan perukyat sulit untuk memetakan posisi hilal jika sudah ketahuan. Hal ini justru menyulitkan perukyat dalam menemukan dan memetakan hilal.     

  1. Dimana lokasi rukyat Lajnah Falakiyah Al Husiniyah selain di gedung ini?
Dulu sekitar tahun 50-an (belakangan penulis ketahui dari sumber lain yaitu buku berjudul Mengkompromikan Hisab dan Rukyat karangan prof. Dr. Susiknan Azhari sekitar tahun 1956) lokasi rukyat berada di areal persawahan yang sekarang menjadi pabrik milik PT. Astra (seraya menunjuk ke arah selatan gedung LF. Al Husiniyah sekitar 400 m). Mulai tahun 1999 lokasi dipindahkan di lantai 3 kediaman KH. Ahmad Syafi’i Abdul Hamid.

  1. Apa kitab yang dijadikan acuan dalam perhitungan atau perhitungan Lajnah Falakiyah Al Husiniyah?
Kami menggunakan perhitungan atau hisab Sullam an-Nayyiroin sebagai perhitungan dan mengkomparasikan dengan kitab falak dan hisab modern lainnya seperti Khulashoh al-Wafiyah, Badi’at al-Mitsal, Ittifaq Dzat al-Bain, Irsyad al-Murid, Fath Rouf al-Mannan, Almanak Nautika dan New Comb.

  1. Sewaktu melewati jalan-jalan di area ini saya melihat banyak pabrik dan rumah penduduk dan mendung yang sedikit banyak pasti punya pengaruh terhadap kelancaran rukyat, bisa dijelaskan komentar ustadz terhadap masalah ini?
Alhamdulillah selama kita rukyat disini nggak ada masalah selama ketinggian hilal diatas 2º. Kadang cuaca amat panas dan terik sehingga mengganggu pandangan mata dan mengaburkan hilal, kadang juga mendung awan tebal biasa yang warnanya putih tapi malah lebih enak dan mudah dilihat syaratnya bukan awan tebal yang hitam, soalnya kalau awal tebak hitam tetap susah untuk dilihat. malahan di itulah tadi saya bilang merukyat itu anugrah gak sembarangan orang bisa merukyat .Di Indonesia pakar-pakar hisab banyak tapi jarang yang bisa rukyat kecuali di Jawa Timur semisal alm. KH. Hasan Basri Sa’id dari Gresik. 

  1. Kalau di Cakung sendiri, sekarang siapa pakar rukyatnya?
Pertama Ust. H. Muhammad Labib dan kakaknya yaitu Ust. Musfih Wujdi. Kalau mereka nggak bisa lihat kita semua gak bisa lihat tapi kalo mereka lihat kita semua bisa liat. Bukannya mengikuti tapi kita semua dipandu oleh mereka yang udah lihat Kalau mereka berdua melihat pasti kita mengikuti, soalnya biasanya mereka duluan yang melihat hilal, caranya mereka mengukur posisi hilal dengan patok kayu lalu kita dituntun untuk mengikuti arah atau posisi hilal itu. Kalau bukan mereka biasanya sulit sekalipun mencoba mengukur dengan menggunakan patok kecuali jika ketinggian hilal sudah mencapai 8º. Disamping itu ada juga saat kondisi ’benter’ (panas sekali) malah menyulitkan proses rukyatulhilal. Karena pembiasan dari matahari sangat tinggi ini sangat menyulitkan proses pelaksanaan rukyatul hilal.

  1. Selain mereka berdua siapa lagi?
Ust. Fikhan dan Ust. Ahmad Zaim. Mereka merupakan tim rukyat di Lajnah Falakiyah Al Husiniyah.

  1. Kalau pakar hisabnya siapa?
Saya sendiri dan Ust. Rojali.

  1. Kalau dulu pakar hisab dan rukyatnya siapa?
Pertama alm. KH. Ahmad Taufik Abdul Hamid adiknya KH. Ahmad Syafi’i Abdul Hamid dan kedua alm. KH. Muhammad Muhajirin Amsar Ad Dariy tapi beliau pintar rukyat dan juga hisab tapi hanya hisab Sullam an-Nayyiroin.

  1. Pakar rukyatnya siapa?
Alm. KH. Abdullah Azhari ayah dari Ust. Hilmy Abdullah Azhari, alm. KH.          Abdul Hamid Husain, alm. KH. Abdussalam Husain dan alm. KH. Badruddin Asmat ayah dari Ahmad Hifdzillah Badruddin Asmat salah satu Humas LFNU Pusat. 
 
  1. Pada tahun 1427 H Cakung sempat mengklaim melihat hilal padahal menurut hisab kontemporer hilal sangat sulit untuk dilihat karena berada pada ketinggian 0º sampai dengan 1º?
Waktu itu bukan hanya Cakung tapi juga Bangkalan. Tahun 1427 H ada dua tempat yang mengklaim melihat hilal yaitu Cakung sebanyak 4 orang yang melihat dan Bangkalan 7 orang. Sayang ada isu berhembus Bangkalan nggak disumpah oleh pengadilan setempat tapi ada yang bilang Bangkalan sudah disumpah, mana yang benar saya nggak tahu pasti. Kalau di Cakung waktu itu yang menyumpah kalau tidak salah wakil ketua Pengadilan Agama Jakarta Utara bapak Drs. Damanhuri, SH. Kalau tahun 1428 H yang mengklaim melihat hilal adalah Cakung dan pantai Anyer. Pada saat tahun 1427 dan 1428 hilal berada diatas ufuk nggak ada yang dibawah ufuk menurut perhitungan kontemporer hilal berada pada ketinggian 0º 30’0” atau 0º 35’0’.  Menurut perhitungan Sullam sendiri ketinggian hilal sudah mencapai 3º. Sedang menurut perhitungan hakiki tahkiki berada pada ketinggian 2º sampai dengan 3º. 

  1. Punya pengalaman rukyat di tempat lain?
Tanggal 3 (tanpa menyebut bulan karena lupa) saya rukyat di Pelabuhan Ratu tapi malah sulit karena ada fatamorgana.

  1. Muncul isu tahun ini (2010 M atau 1431 H) hisab Sullam an-Nayyiroin akan dihapus dari Depag, bagaimana tanggapan ustadz?
Asal tahu aja kitab Sullam an-Nayyiroin sudah ada sebelum perhitungan atau hisab modern muncul.

  1. Apakah Cakung juga bekerjasama dengan lambaga-lembaga lain dalam pelaksanaan rukyatulhilal?
Ya kami juga bekerja sama dengan lembaga lain seperti Depag Jakarta Utara, NU Jakarta Utara, Dewan Dakwah dan MUI. Kami juga kerja sama dengan pakar hisabrukyat dari Jawa Timur seperti KH. Kamil Chayan (Gresik), Ahmad Khotib (Gresik), KH. Hasan Basri Sa’id (Gresik), KH. Jailani Chudari (Bangkalan) dan KH. Soleh Hayat (Pasuruan).

Ayo Perbanyak Solawat

download win hisab versi 2.96 via ziddu

SARKUB TECH MELEK IPTEK

UNIVERSITAS MENYAN INDONESIA

Santri

PISS - KTB

Total tayangan laman

4