JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) akan fokus
menjaga stabilitas angka inflasi. Sebab, pasca kebijakan kenaikan harga
bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, inflasi diperkirakan akan
melonjak.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengapresiasi langkah pemerintah
untuk menjaga stabilitas inflasi. Sebab kenyataan angka inflasi
terealisasi lebih rendah dari perkiraan BI semula.
"Yang utama sekarang kita fokus pada inflasi. Kita sambut baik
respon yang dilakukan pemerintah dan pemerintah daerah, jadi kita juga
bisa berkoordinasi dengan pemerintah, kita fokus mengendalikan inflasi,"
kata Agus, Jumat (5/7/2013).
Agus mengharapkan, inflasi akhir tahun ini masih bisa terjaga di
level 4,5 plus minus 1 persen. Meskipun, laju inflasi berpotensi bisa
mencapai 7,2 persen hingga 4 bulan terhitung sejak kenaikan harga BBM
bersubsidi.
Sementara itu pada Juni 2013, laju inflasi hanya sebesar 1,02
persen, lebih rendah dari prediksi BI semula 2 persen, sedangkan inflasi
tahunan (yoy) sudah mencapai 5,90 persen.
Sebelumnya, Agus memperkirakan inflasi bulanan yang melonjak
akibat respon kenaikan harga BBM bersubsidi ini akan berjalan selama
tiga bulan ke depan.
"Dengan adanya kenaikan harga BBM ini, inflasi bulanan (mom) akan
naik di tiga bulan pertama. Mulai Juni akan ada inflasi di atas 2
persenan," kata Agus.
Menurut Agus, kenaikan inflasi bulanan pasca kenaikan harga BBM
bersubsidi ini akan terus menurun hingga Agustus mendatang. Bersyukur
pemerintah akan memberikan paket dana kompensasi kenaikan harga BBM
bersubsidi selama empat bulan. Imbasnya, Agus mengatakan inflasi
tersebut tidak akan terasa dampaknya bagi masyarakat miskin.
"Di bulan keempat akan hilang dampak inflasinya. Tapi secara tahunan, inflasi akan tetap 7,2 persen," tambahnya.
Kendati kecenderungan inflasi melonjak, bank sentral belum akan
menaikkan suku bunga acuannya (BI rate) ke depan. Sebab, baru saja BI
merilis kenaikan BI rate dan deposit facility (Fasilitas Simpanan BI
atau Fasbi) sebesar 25 bps masing-masing 6 persen dan 4,25 persen.
"Soal kenaikan BI rate nanti, tidak. Kita merespon itu tentu
dalam hal bauran kebijakan termasuk makro prudential dan moneter kita.
Memang salah satu instrumennya adalah BI rate," jelasnya.
sumber :
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/07/05/1445260/BI.Optimistis.Inflasi.2013.Terjaga.di.Level.4.5.persen
Editor : Bambang Priyo Jatmiko
Penulis :Didik Purwanto, Jumat, 5 Juli 2013 | 14:45 WIB
Postingan Terkait
Widget dari [ Mukelujauh.blogspot.com ]