,

,

Sabtu, 04 Juli 2015

Kyai Soeratmo Kacangan Penyebar Tarekat Syadziliyah Di Solo


Kyai Soeratmo atau yang lebih dikenal dengan Mbah Idris, lahir tanggal 1 april 1913 M, putra KH. Amir Hasan Yogyakarta dan Ny. Aisyah binti KH. Idris Boyolali. Pendidikan dan Pergaulan Semenjak kecil beliau sudah tekun dalam menuntut ilmu. Beliau belajar di Manbaul Ulum Slompretan sampai tamat kelas XI dengan nilai yang sangat memuaskan. Selain itu beliau juga pernah belajar dibeberapa Pondok Pesantren, antara lain :
  1. Pondok Pesantren Jamsarem, Solo dibawah asuhan KH. Idris
  2. Pondok Pesantren Tremas Pacitan 1941 -1944 M
  3. Pondok Pesantren Bangkalan Madura
  4. Pondok Pesantren Kaliwungu Kendal
  5. Mengikuti Majlis Ta’lim dibawah asuhan Habib Muhsin Bin Abdullah, Solo untuk mempelajari Hadits Bukhori Muslim. 
Selain itu beliau juga telah terbiasa dengan riyadloh seperti Puasa sunah, Sholat lail dan tahan tidak tidur dimalam hari. Beliau juga menekuni olah raga seni Pencak Silat dan bergabung dalam Pendekar solo. Tidak ketinggalan beliau juga mendalami ilmu tasawuf. Maka dengan tempa’an-tempa’an tersebut terbentuklah sosok pribadi Kyai Soeratmo/ KH. M. Idris menjadi ulama’ khas yang berwawasan luas dan menghabiskan hidupnya untuk mencari ridlo Allah Swt. 

Sejak muda beliau sangat senang bergaul dengan siapapun tanpa mengenal status sosial maupun agama dan golongan. Cara berbusana selalu menampilkan kerapian sesuai dengan situasi dan kondisi pergaulannya. Beliau sangat ta’dhim kepada sesepuh, Alim Ulama’ dan Habaib. Beliau sangat peduli terhadap fakir miskin, dan sayang kepada anak kecil. Beliau mendalami dan Bai’at Thoriqoh Szadziliyyah sejak muda kepada beberapa mursyid/Guru Thoriqoh, antara lain :
  1. KH. Abdul Mu’id Tempur Sari – Klaten
  2. KH. Ahmad Siroj Keprabon – Solo
  3. KH. Abdul Rozaq Termas Pacitan
  4. KH. Ahmad Ngadirejo
  5. KH. M. Idris Jamasaren – Solo
Bertemu langsung dengan Syeikh Mufti Kamal di Makkatul Mukaromah dan syeikh Muhtarom Makkah. Semenjak beliau menjadi Mursyid, telah puluhan ribu jumlah anggota yang diasuh, terdiri dari berbagai macam lapisan masyarakat. Bahkan beberapa bulan sebelum beliau wafat, beliau masih sempat memba’aiat sekitar 200 orang sambil tiduran karena sudah udzur atau sakit, dan dilakukan bersama atau dijama’. 

Beliau sangat rajin mempelajari kitab-kitab, kemudian merangkum dan menuliskannya kembali dalam bentuk kitab/buku dengan ditulis tangan sendiri secara rajin, dengan sistematis dan penafsiran / terjemahan yang mudah dipahami oleh siapapun yang membaca. Kebiasaan ini telah dilakukan semenjak beliau belajar di Pondok Pesantren tremas Pacitan, sampai menjelang wafatnya.

Adapun kitab-kitab yang beliau himpun antara lain : 
  1. Kitab Nikah
  2. Kitab Asyhuril Hurum
  3. Do’a- do’a di dalam sholat dan diluar sholat
  4. Kitab Tanbihul Awwam Jilid I dan II
  5. Kitab tentang tata krama masuk Thoriqoh Syadziliyyah
  6. Kitab Manaqib Syeikh Ali Abil Hasan Assyadzili 
Beliau termasuk pejuang 45, pada saat pertempuran menghadapi pasukan penjajah Belanda di Mranggen, beliau bergabung dalam barisan Hizbullah. Dalam berdakwah beliau lakukan dengan bahasa yang lugas dan mudah dipahami. Contoh-contoh pengalaman syariat agama dilaksanakan secara sederhana, tidak selalu harus memaparkan dalil-dalil, namun mengutamakan tata krama dan akhlakul karomah. Beliau sangat peduli terhadap pelestarian budaya Jawa yang relevan dengan ajaran Islam, misalnya, wayang kulit, tata busana jawa dll. Beliau sangat fasih apabila menuturkan Babat tanah Jawa yang penuh dengan nilai filsafahnya. Beliau juga termasuk ulama Ahli falak. Namun hal ini sangat disimpan rapi, alasannya sangat sederhana jangan sampai diartikan atau dianggap sebagai ahli nujum.

Karena sifat kehati-hatian beliau, maka beliau sangat rapat dalam menyimpan rahasia kekhususan yang dimiliki. Adapun kejadian- kejadian yang merupakan karomah yang diungkap disini adalah sebagian kecil yang sempat direkam semasa beliau masih hidup. Beliau sangat menghormati tamu, pernah suatu ketika beliau kedatangan tiga orang tamu dari jauh. Pada saat itu ibu nyai dan pembantu tidak ada dirumah. Tiga tamu tadi dihidangkan minuman yang diambil dalam teko persediaan beliau sendiri. Anehnya dalam satu teko yang biasanya berisi teh, ketika dituangkan digelas para tamu tersebut isinya berbeda-beda sesuai dengan kesukaan tamu tersebut. Satu gelas pada saat dituangkan berisi kopi, satu berisi teh dan satunya lagi berisi susu. Hal ini membuat ketiga tamu tadi tertegun sambil berbisik :”Mengapa Kyai sudah tahu minuman kesukaan kami padahal kami belum pernah silaturahmi dan ketemu kyai, dan kami saat ini memang betul-betul haus”. Beliau melaksanakan ibadah haji baru tiga kali. Namun kenyataan tiap tahun banyak saudara yang pergi haji berjumpa beliau baik di Makkah dan Madinah.

Hal ini pernah dialami oleh KH. Ahmad Zakasy, KH. Abu Shihab, KH. Taubatan Nasuha. Ketika mereka bertiga yang tergolong sudah sepuh melaksanakan ibadah haji, ketiganya disana di pandu oleh KH. Soeratmo/Mbah Idris. Maka setelah ketiganya pulang tersebarlah berita tersebut. Dan mereka menuturkan Kyai Soeratmo atau mbah Idris setiap paginya sudah di Makkah, tetapi setiap sore slalu pamit untuk pulang. Dengan berita tersebut, para jama’ah majlis ta’lim asuhan beliau merasa heran dan dalam hati membantah berita tersebut, karena selama musim haji beliau setiap malamnya selalu aktif memberikan ceramah tafsir al Qur’an di Gedung Batik PBB Kacangan. Akhirnya kami percaya setelah KH. Ahmad Zarkasy sambil berliangan air mata membenarkan berita tersebut. Peristiwa seperti itu ternyata banyak dikisahkan oleh beberapa orang yang pergi haji, meskipun Mbah Idris sudah wafat.

Pada saat pertama kali Mbah Idris mengadakan haul Imam Agung Syekh Syadzili Ra/ sewelasan tahun 1971 di Masjid Muqorrobbin yang baru saja didirikan. Pada saat itu musim paceklik, masyarakat banyak mengalami kesusahan sulit mencari makan, tanaman pangan dihabiskan oleh tikus. Panitia sangat cemas, karena sampai menjelang maghrib makanan yang tersedia sangat sedikit. Kemudian Mbah Idris memberi nasehat, jangan cemas, apabila kita Mahabbah dengan kekasih Allah, Insya Allah diberkahi. Maka mohonlah keberkahan.

Kenyataannya memang benar, setelah acara dzikir selesai dibaca kami mulai menghidangkan makanan yang ada sampai merata, padahal yang hadir ribuan. Setelah pengajian selesai panitia sangat heran karena makanan yang tersedia sejak sore masih utuh. Alhamdulilah akhirnya dapat diberikan kepada pekerja yang ada. Beliau wafat pada hari rabu pon tanggal 26 Jumadil Akhir 1423 H / 4 September 2002 M. 

sumber:

Sanad Tarekat Syadziliyah KH. Charir Sholahuddin Tulungagung


Al Arif Billah KH. Charir Sholahuddin bin Abdul Jalil Tulungagung
dari 
Al 'Arif Billah Syekh Abdul Jalil bin Mustaqim Tulungagung
dari 
Al 'Arif Billah Syekh Mustaqim bin Husain Tulungagung
dari 
Al 'Arif Billah Syekh Abdurrozaq bin Abdillah At Termasi Pacitan
dari 
Al 'Arif Billah Syekh Ahmad Ngadirejo Solo
dari 
Al 'Arif Billah Sayyid Habib Muhammad Abdul Malik Purwokerto 
(W. 1400 H / 1980 M) 
dari 
Sayyid Al Habib Ahmad Nahrowiy Al-Banyumasi Al-Makki
(W. 1346 H / 1927 M) 
dari 
Sayyid Sholeh Al-Mufti Al-Hanafi 
dari 
Sayyid Ali bin Thohir Al-Madaniy 
dari 
Sayyid Ahmad Minatullah Al-Maliki Al-Aazhuriy 
dari 
Sayyid Muhammad Al-Bahitiy 
dari 
Sayyid Yusuf Adl-Dlaririy 
dari 
Sayyid Muhammad bin Al-Qasim As-Sakandariy 
dari 
Sayyid Muhammad Az-Zurqoniy 
dari 
Sayyid Ali bin Muhammad Al-Ajhuriy 
dari 
Sayyid Nur Al-Qorofiy 
dari 
Sayyid Al-Hafidh Ahmad bin Ali bin Ahmad Al-Fazariy Al-Qalqasyandiy Al-Qohiriy
(756 - 821 H / 1355 - 1418 M)
dari 
Sayyid Taqiyudin Ahmad bin Ibrahim bin Abdurahman bin Mas'ud bin Umar Al-Hazami Al-Wasithi
(657 - 711 H) 
dari 
Sayyid Abil Fath Muhammad bin Muhammad bin Ibrohim bin Abil Qosim bin 'Anan Al-Maidumiy Al Bakri Al Misriy
(W. 754 H / 1353 M)
dari 
Sayyid Abil ‘Abbas Al-Mursiy 
dari 
Sayyidi Asy Syaikh Abil Hasan Ali Asy-Syadziliy 
dari 
Sayyid ‘Abdus Salam bin Masyis
(559 H / 1163 M - 626 H - 1228 M) 
dari 
Sayyid Abu muhammad Abdurrahman Al-Atthar Az-Zayyat Al-Madaniy Al-Maghribiy 
dari 
Sayyid Taqiyudin Al-Fuqair An Nahrowandiy Al Wasithi Al Iroqiy
(W. 594 H / 1198 M)
dari 
Sayyid Fakhrudin 
dari 
Sayyid Nuruddin Ali Abil-Hasan
dari 
Sayyid Muhammad Tajudin 
dari 
Sayyid Muhammad Syamsudin At-Turkimaniy
dari 
Sayyid Zainuddin Al-Qozwiniy
dari 
Sayyid Abu Ishaq Ibrahim bin Ahmad bin Ismail Al-Khowwash As-Samirro'iy Al-Bashriy 
(184 H / 800 M - 291 H / 904 M)
"Penyusun Syi'ir Tombo Ati"
dari 
Sayyid Abul Qasim Ahmad Al-Marwaniy 
dari 
Sayyid Abu Muhammad Sa’id Ash-Shofi
dari 
Sayyid Sa’ad 
dari 
Sayyid Abu Muhammad Fathus-Su’udi 
dari 
Sayyid Abu Muhammad Sa'id Al-Ghozwaniy 
dari 
Sayyid Abu Muhammad Jabir bin Abdullah Al-Ansoriy
dari 
Sayyidina Hasan bin Ali r.a 
dari 
Sayyidina Ali bin Abi Thalib radliallahu anhum ajma’in 
dari 
Sayyidil mursalin Imamil Anbiya’ wal Atqiya’ Sayidina Muhammad Saw 
dari 
Jibril AS 
dari 
Allah SWT. 


Yunani Bangkrut Tunggu Referendum


Ayo Perbanyak Solawat

download win hisab versi 2.96 via ziddu

SARKUB TECH MELEK IPTEK

UNIVERSITAS MENYAN INDONESIA

Santri

PISS - KTB

Total tayangan laman

4