,

,

Selasa, 10 Maret 2015

Wirid Perlukah Lisensi ?



"Kemudian Nabi Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (Al Baqoroh: 37)

Mengamalkan wirid tanpa Guru

Obrolan siang itu bersama Gus Arief W tentang ijazah-an wirid yang berujung pada kisah diamalkannya sebuah hizib oleh seseorang - sebut saja mr. x - yang mengamalkan hizib tanpa bimbingan dan arahan seorang guru alias - otodidak - , mr. x menjadi gila, entah karena sebab banyak masalah atau karena apa, yang jelas ini kersane gusti Allah - sang Maha Pengatur, maha Berkehendak dan maha segala2nya - sejujurnya disitu kadang saya merasa sedih.

Cerita ini setidaknya mengingatkan kita bersama pentingnya talkin wirid. Modin - ustadz di kampung - saja harus punya lisensi dari lurah untuk menalkin mayit di kubur apalagi seorang mursyid kammil mukammil, tidak hanya lisensi tapi juga eksperimen.

Disinilah pentingnya silsilah/sanad para guru karena wirid tidak hasil mengamalkan sendiri tanpa bimbingan, ibarat sebuah untaian tasbih pucuknya adalah baginda Nabi shollallahu alaihi wasallam, jika yang bawah bergerak maka secara otomatis yang lain ikut bergerak, ada kontinyuitas dan kesinambungan dari atas hingga ke bawah, bahasa bekasinya #up-flow atau #flow-up, yang jelas bukan #UpOne yang sering diucapin Mbah Ridwan Pagar a̶l̶a̶m̶  Kuburan atau #UpGan si penyanyi yang bermata empat itu ... heeheheheh.

Dua macam wirid

Pertama saya tegaskan definisi wirid disini mencakup berbagai doa atau kalimat yang dibaca diberbagai kesempatan baik setelah solat atau dikala punya hajat penting dsb.
  1. Ma'tsur, di ambil dari al-Qur'an atau Hadits Nabi shollallahu alaihi wasallam secara literal atau boso londo'ne letterlijk, doa2 ini terdapat dalam Al-Quran seperti doa sapu jagad robbana atina dst, atau doa iktirof robbana dzolamna anfusana dan seterusnya. Dalam hadits Nabi kita bisa membaca berbagai macam doa di dalam karya Al-Imam An-Nawawi Ad-Dimasyqi yakni Al-Adzkar An-Nawawiyah.
  2. Ghoir Ma'tsur, wirid ini hasil racikan dan eksperimen namun substansinya tetap mengacu kepada Al-Quran atau hadits Nabi shollallahu alaihi wasallam. Hizib termasuk kategori ini, karena terdapat berbagai 'rahasia' di balik hizib ini, maka perlu pembimbing atau mursyid yang berlisensi sekaligus berpengalaman, hizib ibarat obat yang dibuat oleh para guru mursyid karena dosisnya yang tinggi tidak dianjurkan bagi para pemula untuk mengamalkan tanpa bimbingan.

Kesimpulan 

  1. Silakan amalkan wirid apapun yang ma'tsur dengan niat itiba' atau mengikuti perkataaan baginda Nabi shollallahu alaihi wasallam.
  2. Untuk wirid Ghoir Matsur, saran saya cari guru pembimbing, karena yang tahu dosis, kegunaan dan waktu pembacaan yang tepat adalah si penyusun yang sudah berlisensi dan melakukan penelitian njlimet terkait hizib yang dibuatnya dan penggantinya yang sudah diberi ijin oleh si penyusun hizib terus hingga ke bawah.
* Monggo sedulur yang mau koreksi tulisan ini ... 


Program 5000 Doktor dan 10.000 Tahfidzul Quran


Kementerian Agama RI
.: INFORIA :.

Website Program 5000 Doktor dan 10.000 Tahfidzul Quran
Hari ini Menteri Agama telah meluncurkan Website Program 5000 Doktor dan 10.000 Tahfidzul Quran dengan alamat

http://scholarship.kemenag.go.id

Program 5000 Doktor diperuntukkan untuk dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) baik negeri maupun swasta.
Dengan program ini diharapkan dalam 5 tahun kedepan kita bisa mencetak cendekiawan bukan hanya bidang ilmu agama tapi juga ilmu umum. Saatnya Indonesia menjadi pusat kajian Islam dunia.
Berminat? Yuk segera kunjungi websitenya.

- Humas kemenag
- Twitter @kemenag_ri

Abah Lutfi Saat Ceramah


sumber:

Ayo Perbanyak Solawat

download win hisab versi 2.96 via ziddu

SARKUB TECH MELEK IPTEK

UNIVERSITAS MENYAN INDONESIA

Santri

PISS - KTB

Total tayangan laman

4