Nama saintis yang satu ini tentu sudah tidak asing di dunia antariksa. Sahabat dekat ketua LAPAN Prof. Thomas Djamaluddin ini kerap diundang ke Indonesia untuk memberikan seminar dan edukasi tentang dunia antariksa. Sosok pakar biologi antariksa ini bersahabat, santun dan akrab. Beliau kini sudah pensiun dari The Japan Aerospace and Exploration Agency (JAXA) dan tinggal di Takano-Takeya- Cho 60-1-614, Sakyo-Ku Kyoto-shi, Kyoto, Japan 6068104. Sekarang beliau mendirikan Miina Science, lembaga konsultan di bidang sains dan teknologi.
Mengenyam pendidikan tinggi di Osaka University B.Sc., Biology 1967 – 1971 dan Kyoto University Ph.D, Biology 1971 – 1975. Salah satu paparannya yang menarik adalah tentang pertumbuhan dan morfologi biji kacang merah (vigna angularis) dalam proyek penelitian bersama SSAF 2010-2011, dua tahun kemudian kacang merah ini dibawa dan ditanam di stasiun luar angkasa ISS lalu di bawa kembali ke bumi untuk diteliti. Penelitiannya menarik ternyata biji kacang merah bisa tumbuh dalam kondisi 'micro gravity'.
Karena meningkatnya suhu, anomali iklim dan menyempitnya ladang dan sawah akibat industrialisasi dan lain-lain bukan tidak mungkin di masa mendatang manusia bisa membuat sawah dan ladang dan antariksa yang luas ini.
#ayo_ngaji_sains_dan_teknologi
sumber:
http://www.researchgate.net/publication/271965304_Space_Seeds_for_Asian_Future
http://www.researchgate.net/profile/Muneo_Takaoki/publications
https://www.jstage.jst.go.jp/article/bss/28/0/28_6/_pdf