KOMPAS.com - Mereka yang tertarik menuntut ilmu di
negeri lain setidaknya pernah mendengar istilah TOEFL, IELTS, SAT, GMAT,
dan GRE. Yuk, kita simak satu per satu tes tersebut!
Pada zaman sekarang, menguasai bahasa Inggris yang merupakan bahasa
internasional sudah wajib hukumnya. Wajib, terlebih bagi mereka yang
ingin kuliah di luar negeri.
Aplikasi ke perguruan tinggi umumnya
mensyaratkan skor bahasa Inggris. Director Access Education Beyond,
Brook W Ross, memaparkan, ada dua ujian kecakapan berbahasa Inggris
berskala internasional, yakni international English language testing system (IELTS) dan test of English as a foreign language (TOEFL).
Ribuan
universitas di seluruh dunia menerima hasil kedua tes tersebut. Kedua
tes itu pada dasarnya terbagi dalam empat komponen, yakni berbicara,
menulis, mendengarkan, dan membaca.
Namun, ada baiknya sebelum
melamar, calon mahasiswa mencari informasi terlebih dahulu jenis-jenis
tes yang diinginkan perguruan tinggi pilihannya. Kedua tersebut
diselenggarakan dan dikembangkan oleh lembaga berbeda dan bentuk skor
pun lain.
Tidak ada istilah lulus atau tidak dalam tes TOEFL dan
IELTS. Lembaga tes memberikan skor, sementara institusi pendidikan yang
menentukan standar skor yang mereka inginkan dari pelamar.
TOEFL
Format ujian TOEFL internasional terkini dioperasikan melalui internet TOEFL atau internet-Based Test (TOEFL iBT). Berbagai informasi tentang TOEFL, dari biaya hingga jadwal ujian di Indonesia, bisa diunduh di situs www.ets.org/toefl.
University
Counselor Access Education Beyond, Novi Kusumaningrum, mengungkapkan,
universitas-universitas di dunia umumnya mensyaratkan skor TOEFL iBT
79-80 atau sama dengan skor 550 paper based TOEFL. Adapun untuk program pascasarjana (S-2 dan S-3) skor yang dibutuhkan mencapai 100-115 atau setara 600-650 skor paper based TOEFL.
IELTS
Ujian
Bahasa Inggris untuk keperluan akademik berskala internasional lainnya
adalah IELTS. Ujian ini juga mengukur kemampuan seseorang berkomunikasi
dalam bahasa Inggris, baik membaca, menulis, berbicara, maupun
mendengarkan. Berbagai informasi tentang IELTS, termasuk pusat tes di
berbagai kota di Indonesia, terdapat di situs www.ielts.org.
Novi mengatakan, untuk mendaftar program sarjana, band scale setidaknya harus berada dalam rentang 6.0-6.5. Adapun bagi peminat program pascasarjana untuk amannya mencapai band scale 7.0-7.5.
"Bidang
perkuliahan yang diinginkan ikut menentukan. Jurusan seperti Sastra
Inggris dan Sejarah, misalnya, mensyaratkan kompetensi berbahasa Inggris
lebih tinggi," ujar Novi.
Kedua tes itu dapat diambil lebih dari satu kali dan hasilnya berlaku selama dua tahun.
Persiapan
menghadapi tes Bahasa Inggris tersebut dapat melalui berbagai cara. Ana
(31), warga Jakarta Selatan, yang akan menempuh tes IELTS, memilih
mengikuti kursus persiapan selama sepekan di sebuah lembaga konsultan
pendidikan luar negeri di Kuningan, Jakarta.
"Saya sudah kursus
bahasa Inggris sebelumnya dan ikut kursus persiapan supaya dapat
gambaran soal ujian dan berlatih. Saya belum pernah ujian IELTS
sebelumnya," ujar perempuan yang ingin melanjutkan pendidikan ke program
pascasarjana itu.
Kursus sejenis biasanya ditawarkan pula di
berbagai tempat kursus bahasa Inggris besar. Calon peserta tes bisa pula
belajar lewat buku persiapan TOEFL atau IELTS yang banyak tersedia di
toko buku dan berlatih lewat berbagai situs di internet.
Hanya standarisasi
Brook
W Ross mengatakan, untuk program sarjana, sejumlah perguruan tinggi di
luar negeri juga menyediakan persiapan bahasa Inggris bagi mahasiswa
asing di kampus. SAT, GMAT, dan GRE. Skor tes lain yang terkadang
muncul di daftar persyaratan aplikasi perguruan tinggi di luar negeri
adalah SAT, GMAT, dan GRE.
Novi menjelaskan, ujian-ujian itu lebih
merupakan tes standarisasi akademis yang pada dasarnya digunakan
sebagai ujian saringan masuk calon mahasiswa di negara tertentu, dalam
hal ini Amerika Serikat (AS). Tes akademis itu tersedia dalam bahasa
Inggris.
"Nilai SAT, misalnya, menjadi persyaratan bagi calon mahasiswa Amerika yang ingin mendaftar program sarjana, kecuali masuk ke community college.
Tes itu dulu menjadi syarat pula bagi calon mahasiswa asing. Akan
tetapi, ada juga yang tidak mensyaratkan SAT bag mahasiswa asing, cukup
kemampuan bahasa Inggris dan nilai rapor," ujarnya.
Sejumlah
perguruan tinggi di negara lain ada juga yang meminta skor SAT, seperti
Singapore Management University. Komponen tes ini secara garis besar
adalah kemampuan membaca kritis, Matematika, dan menulis.
Begitu
juga dengan General Management Aptitude Test (GMAT) dun General Record
Examination (GRE). Kedua tes itu guna menguji kemampuan seseorang yang
ingin mengikuti program pascasarjana (S-2 dun S-3).
GMAT kerap
disyaratkan untuk mereka yang ingin menempuh pendidikan di bidang
manajemen. Adapun GRE adalah tes akademik bagi mereka yang ingin
berkuliah di luar bidang manajemen.
Ada dua macam tes GRE, yakni
GRE General dun GRE Subject. Bentuk GRE General (kecerdasan umum) mirip
Tes Potensi Akademik. Sementara itu, GRE Subject lebih mengukur
kemampuan seseorang mengenai subyek tertentu. Adapun pusat tes di
Indonesia untuk GRE dapat ditelusuri lewat www.ets.org, sedangkan informasi tentang GMAT dapat diperoleh pada situs resmi pengembang tes di www.mba.com.
"Persiapan bahasa harus dipikirkan jauh-jauh hari. Tidak bisa yang namanya sistem kebut semalam," ujar Novi. (INDIRA PERMANASARI)
Postingan Terkait
Widget dari [ Mukelujauh.blogspot.com ]